Basra, Irak (ANTARA News) - Tiga bom meledak di kota pelabuhan Irak selatan, Basra, Kamis, menewaskan 10 orang dan mencederai sedikitnya 45, kata sejumlah pejabat keamanan dan medis.

Sebuah bom pinggir jalan dan sebuah bom sepeda-motor meledak secara serentak sekitar pukul 18.40 waktu setempat (pukul 22.40 WIB) di daerah pasar di Basra pusat, kata seorang pejabat kementerian dalam negeri, lapor AFP.

Seperti pola biasanya di Irak, bom pinggir jalan ketiga meledak ketika orang berkumpul di lokasi kejadian, kata pejabat itu, yang menyebut jumlah korban tewas 10 dan cedera 45 orang.

Riyadh Abdelamir, kepala direktorat kesehatan Basra, mengatakan, 10 orang tewas dan 57 cedera dalam ledakan-ledakan tersebut.

Tentara dan polisi dikerahkan dalam jumlah besar setelah ledakan-ledakan itu, dan mereka menutup daerah pasar tersebut, kata seorang koresponden AFP.

Kamis merupakan hari paling mematikan di Irak sejak 3 November, ketika 11 orang tewas dan 38 cedera dalam serangan-serangan bom dan penembakan yang ditujukan pada polisi dan milisi penentang Al-Qaida di Irak.

Sehari sebelumnya, tiga bom sepeda-motor di Basra menewaskan sedikitnya sembilan orang dan mencederai 37 lain.

Serangan-serangan itu merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang meningkat lagi di Irak dan terjadi menjelang penarikan penuh pasukan AS.

Ratusan orang tewas dalam gelombang kekerasan terakhir di Irak, termasuk sejumlah besar polisi Irak.

Menurut data resmi, sepanjang Oktober kekerasan di Irak menewaskan 258 orang.

Sebanyak 185 orang Irak tewas dalam kekerasan pada September, menurut angka resmi, sementara 239 orang tewas pada Agustus.

Pada Juli, 259 orang Irak tewas dalam serangan-serangan, angka kematian tertinggi kedua pada 2011.

Juni merupakan bulan paling mematikan sepanjang tahun ini, dimana 271 orang Irak dan 14 prajurit AS tewas dalam serangan-serangan.

Sebanyak 211 orang tewas dalam kekerasan pada April, menurut data resmi, sementara pada Mei jumlah orang Irak yang tewas dalam kekerasan mencapai 177.

Meski kekerasan tidak seperti pada 2006-2007 ketika konflik sektarian berkobar mengiringi kekerasan anti-AS, sekitar 300 orang tewas setiap bulan pada 2010, dan Juli merupakan tahun paling mematikan sejak Mei 2008.

Militer AS menyelesaikan penarikan pasukan secara besar-besaran pada akhir Agustus 2010, yang diumumkannya sebagai akhir dari misi tempur di Irak, dan setelah penarikan itu jumlah prajurit AS di Irak menjadi sekitar 50.000. Sisa pasukan AS itu akan ditarik sepenuhnya pada akhir tahun ini.

Penarikan brigade tempur terakhir AS dipuji sebagai momen simbolis bagi keberadaan kontroversial AS di Irak, lebih dari tujuh tahun setelah invasi untuk mendongkel Saddam.

Namun, pasukan AS terus melakukan operasi gabungan dengan pasukan Irak dan gerilyawan Kurdi Peshmerga di provinsi-provinsi Diyala, Nineveh dan Kirkuk dengan pengaturan keamanan bersama di luar misi reguler militer AS di Irak.

Rangkaian serangan dan pemboman sejak pasukan AS ditarik dari kota-kota di Irak pada akhir Juni 2009 telah menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuan pasukan keamanan Irak untuk melindungi penduduk dari serangan-serangan gerilya seperti kelompok militan Sunni Al-Qaida.

Gerilyawan yang terkait dengan Al-Qaida kini tampaknya menantang prajurit dan polisi Irak ketika AS mengurangi jumlah pasukan menjadi 50.000 prajurit pada 1 September 2010, dari sekitar 170.000 pada puncaknya tiga tahun lalu. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011