Mereka akan melakukan apa yang harus mereka lakukan untuk menurunkan inflasi
Tokyo (ANTARA) - Dolar menuju kenaikan mingguan kelima versus mata uang utama lainnya di perdagangan Asia pada Jumat pagi, menjelang laporan pekerjaan AS yang diawasi ketat, yang kemungkinan akan mendukung alasan untuk pengetatan kebijakan moneter yang agresif.

Greenback naik untuk minggu kesembilan terhadap yen, karena imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS melanjutkan kenaikan mereka - melampaui 3,1 persen semalam - setelah melemah segera setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), menaikkan suku bunga setengah poin persentase pertengahan minggu, menempatkannya di garda depan bank-bank sentral global yang hawkish.

Para ekonom memperkirakan 391.000 pekerjaan AS yang solid ditambahkan bulan lalu, menurut jajak pendapat Reuters.

Indeks dolar - yang melacak mata uang terhadap enam mata uang utama rivalnya - naik tipis 0,02 persen menjadi 103,59 pada Jumat, menempatkannya naik 0,35 persen untuk minggu ini. Indeks menyentuh 103,94 di sesi sebelumnya untuk pertama kalinya dalam dua dekade.

Greenback bertambah 0,22 persen menjadi 130,46 yen, naik 0,46 persen pada minggu ini, dan membawanya lebih dekat ke puncak 20 tahun minggu lalu di 131,25.

Baca juga: Dolar melemah, bank sentral AS naikkan suku bunga sesuai perkiraan

Dolar awalnya turun tajam pada Rabu (4/5/2022), karena Ketua Fed Jerome Powell mengatakan setelah kenaikan suku bunga bahwa kenaikan 75 basis poin tidak sedang dipertimbangkan secara aktif.

Tapi itu lebih dari memulihkan kerugian pada Kamis (5/5/2022), menunjukkan kepada para analis di National Australia Bank (NAB) bahwa kemunduran lebih berkaitan dengan penentuan posisi daripada perubahan pandangan.

"Powell jelas-jelas hawkish," kata Ahli Strategi Pasar Senior NAB,  Gavin Friend, dalam podcast klien.

"Mereka akan melakukan apa yang harus mereka lakukan untuk menurunkan inflasi," mendorong imbal hasil AS dan dolar, katanya.

NAB merevisi perkiraan mata uangnya pada Jumat, memprediksi dolar akan menguat menjadi 1,02 dolar per euro dan 1,20 dolar versus sterling pada akhir September, tetapi sedikit berkurang menjadi 125 yen pada saat itu.

Baca juga: Yuan anjlok 660 basis poin, jadi 6,6332 per dolar AS

Euro tergelincir 0,11 persen menjadi 1,0529 dolar pada Jumat, mempertahankannya turun 0,12 persen untuk minggu ini, tetapi mata uang tersebut sebagian besar diperdagangkan menyamping sejak meluncur ke palung lima tahun di 1,04695 dolar minggu lalu.

Sterling naik tipis 0,05 persen menjadi 1,23475 dolar, turun 1,81 persen untuk minggu ini. Sterling jatuh 2,22 persen semalam, terbesar dalam dua tahun, setelah BoE memperingatkan risiko resesi karena menaikkan suku bunga setengah poin persentase.

Dolar Aussie mundur 0,27 persen menjadi 0,7093 dolar AS, tetapi melawan tren untuk minggu ini, di jalur untuk reli 0,52 persen terhadap greenback - menghentikan penurunan selama lima minggu - setelah bank sentral menaikkan suku bunga lebih besar dari yang diperkirakan dan kenaikan suku bunga lebih lanjut di depan.

Baca juga: Bank sentral Australia naikkan perkiraan inflasi secara drastis

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022