Timika (ANTARA News) - Tim khusus gabungan dari Markas Besar Kepolisian RI dan Polda Papua didatangkan ke Timika untuk mengusut dan mengungkap berbagai kasus penebakan yang terjadi di areal PT Freeport Indonesia.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua Brigjen Polisi Paulus Waterpauw kepada wartawan di Timika, Jumat, mengatakan, polisi sudah melakukan penyelidikan terhadap berbagai kasus penembakan di areal PT Freeport dengan menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP).

Tidak itu saja, polisi juga masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku dengan melibatkan anjing pelacak.

Meski sudah melakukan berbagai upaya baik preventif maupun represif, menurut Waterpauw, sejauh ini jajarannya belum menetapkan tersangka dibalik serangkaian teror penembakan di areal PT Freeport.

Menurut Waterpauw, pengungkapan para pelaku penembakan di areal Freeport terkendala cuaca buruk. Selama beberapa hari terakhir selalu turun hujan yang mengakibatkan anjing pelacak tidak bisa mengendus jejak para pelaku.

Dalam pengejaran para pelaku penembakan, katanya, polisi dibantu sepenuhnya oleh jajaran TNI di Mimika.

Mantan Kapolres Mimika periode 2003-2005 itu mendapat tugas khusus dari Kapolri, Jenderal Polisi Timur Pradopo untuk berkantor sementara waktu di Timika guna menyelesaikan berbagai persoalan di wilayah itu baik kasus penembakan di areal PT Freeport maupun kasus mogok kerja ribuan karyawan Freeport yang sudah berlangsung selama tiga bulan sejak 15 September 2011.

Anggota Komisi B DPRD Mimika Luther Wakerkwa mendukung penuh perintah Kapolri yang menugaskan Wakapolda Papua, Paulus Waterpauw, untuk menangani berbagai persoalan di Timika.

"Kami menyambut positif kebijakan Kapolri yang menugaskan Wakapolda Papua untuk menangani berbagai kasus yang terjadi di Timika baik masalah mogok karyawan yang sudah berlangsung berbulan-bulan, masalah pemblokiran jalan dan juga berbagai kasus penembakan beruntun yang terjadi di areal PT Freeport," kata Luther.

Wakil rakyat dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu menilai figur Paulus Waterpauw sangat tepat untuk mengemban tugas tersebut. Pasalnya, Paulus Waterpauw yang merupakan anak adat suku Kamoro pernah menjabat Kapolres Mimika pada periode 2003-2005.

"Sebagai anak adat daerah ini, saya optimistis beliau mampu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat dan mempercepat proses penyelesaian masalah, baik soal tuntutan kenaikan gaji karyawan PT Freeport maupun dalam rangka menyingkap kasus-kasus penembakan yang selama ini tidak pernah terungkap tuntas siapa pelaku sesungguhnya," jelas Luther.

Teror penembakan oleh gerombolan bersenjata tak dikenal yang terjadi di areal PT Freeport sejak Juli 2009 hingga Selasa (22/11) telah menewaskan lebih dari 10 orang baik karyawan, masyarakat biasa, maupun aparat keamanan.

Teror penembakan terakhir terjadi pada Selasa (22/11) sekitar pukul 12.37 WIT di Mil 51 ruas jalan menuju Tembagapura terhadap Bus RPU TNI dengan nomor lambung 14-0120 .

Bus yang dikemudikan Abubakar Sidik, karyawan PT Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI) itu membawa 10 anggota TNI sedang dalam perjalanan dari Mil 50 menuju Mil 64 untuk mengantar logistik ke sejumlah anggota TNI yang bertugas melakukan pengamanan di areal Freeport.

Saat sedang melintas di Mil 50, bus nahas tersebut tiba-tiba diberondong tembakan peluru tajam oleh gerombolan bersenjata tak dikenal dari sisi kanan jalan yang mengakibatkan Abubakar Sidik terluka di bagian punggung karena terkena serpihan peluru.

Seorang anggota TNI yang ikut dalam bus bernama Praka Tekad juga mengalami luka pada tangan kanan akibat terkena serpihan peluru.

Sejumlah anggota TNI yang lain ke luar dari bus lalu membalas tembakan ke arah hutan. Tak lama berselang, sejumlah anggota Brimob dari Mil 50 datang ke lokasi kejadian untuk memberikan bantuan.

Kedua korban luka selanjutnya dibawa menuju Klinik Kuala Kencana untuk menjalani perawatan.

Sebelumnya, pada Jumat (18/11) lalu, seorang anggota satuan pengamanan internal PT Freeport, Fery Willem Sainyakit juga tewas setelah diberondong tembakan oleh gerombolan bersenjata tak dikenal di Mil 52 ruas jalan menuju Tembagapura.

Saat itu korban yang mengemudikan mobil patroli RP 17 bersama tiga anggota Brimob sedang melakukan kegiatan patroli dari Mil 50. Namun nahas, dalam perjalanan mobil yang mereka tumpangi diberondong tembakan dari arah hutan oleh orang tak dikenal yang melukai Fery.

Dua hari sebelumnya yakni pada Rabu (16/11), sebuah truk container PT Freeport juga ditembak oleh orang tak dikenal di sekitar Mil 51 ruas jalan Timika-Tembagapura.

(E015/I007)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011