Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan kegagalan lelang obligasi Jerman patut diwaspadai, karena dampaknya dapat menyebabkan ketidakpercayaan investor terhadap kondisi di Eropa saat ini.

"Kegagalan Jerman menghimpun `government bond` seperti yang diharapkan, memang berdampak pada `confidence` global terhadap Eropa. Kita di Indonesia juga sangat memperhatikan itu," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Jumat.

Menkeu menegaskan pemerintah terus mengantisipasi gejolak krisis utang di Eropa, karena Indonesia secara tidak langsung dapat terkena dampak, walaupun secara fundamental ekonomi dalam keadaan baik.

"Secara umum kita harus terus positif bahwa Indonesia dalam keadaan cukup stabil. Potensi-potensi ancaman melalui jalur likuiditas, perdagangan dan kepercayaan investor, bisa kena ke Indonesia," ujarnya.

Menkeu menambahkan sebagai upaya antisipasi terhadap datangnya krisis, pemerintah akan melakukan pembenahan atau reformasi struktural untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia.

"Jadi penting kita harus melanjutkan reformasi struktural di Indonesia, dimulai dari terus melakukan reformasi birokrasi atas regulasi serta keselarasan peraturan, dan menjaga Indonesia dari isu kepastian hukum," katanya.

Pemerintah, lanjut Menkeu, juga akan terus menjaga neraca perdagangan, neraca pembayaran serta imbal hasil surat berharga negara dalam bentuk surat utang negara maupun global bond yang saat ini juga terus membaik.

Selain itu, pemerintah bersama otoritas moneter Bank Indonesia juga terus melakukan koordinasi secara intens untuk memantau perkembangan terakhir di Eropa.

"Koordinasi antara Pemerintah dan Bank Indonesia juga terus dilakukan. Kemarin kami sudah bertemu Gubernur Bank Indonesia dan deputi-deputi," ujar Menkeu.

Saham Eropa ditutup jauh lebih rendah pada Rabu (23/11), setelah penjualan obligasi `standar emas` Jerman melemah, memicu kekhawatiran bahwa tidak ada satu pun negara yang aman dari krisis utang mendalam zona Eropa.

Jerman hanya mampu menjual senilai 3,6 miliar euro dari obligasi acuan 10-tahun "Bund" sebesar 6,0 miliar euro yang ditawarkan, sebuah hasil yang mencerminkan "kondisi pasar sangat gugup," menurut juru bicara Jerman.

"Ada banyak pembicaraan akhir-akhir ini bahwa mungkin Jerman bukan safe haven yang banyak orang pikir itu," ahli strategi mata uang UBS, Chris Walker, berkomentar.

(T.S034/B012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011