Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi dibuka melemah dibayangi sentimen kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.

Rupiah bergerak melemah 40 poin atau 0,27 persen ke posisi Rp14.520 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.480 per dolar AS.

"Pergerakan Rupiah masih cenderung stabil walaupun mendapat tekanan dari US dollar yang sedang kuat menyusul kenaikan nilai suku bunga oleh The Fed," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Indeks dolar AS naik untuk minggu kelima berturut-turut minggu lalu dan menyentuh level tertinggi hampir 20 tahun setelah The Fed menaikkan suku bunga acuannya 50 basis poin pada pekan lalu.

Sementara itu, data pekerjaan AS yang solid memperkuat spekulasi bank sentral akan melakukan kenaikan besar lebih lanjut.

"Faktor penggeraknya sejauh ini masih dari luar, seperti kenaikan suku bunga AS dan penguatan US dollar," ujar Revandra.

Kendati demikian, rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022 dan data inflasi April 2022 yang akan dirilis hari ini juga diperkirakan bisa mempengaruhi pergerakan rupiah.

"Situasi bisa berubah ketika laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk Q1-2022 dan laporan inflasi Indonesia April dirilis," kata Revandra.

Revandra memperkirakan pada awal pekan ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.450 per dolar AS hingga Rp14.500 per dolar AS.
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022