Merak (ANTARA News) - Cuaca ekstrem di Selat Sunda membuat para nelayan di Merak, Kota Cilegon, Provinsi Banten enggan melaut.

"Sudah hampir satu bulan ini saya dan teman-teman nelayan yang ada di Mabag, Kelurahan Mekarsari, Pulomerak tidak berani turun ke laut," kata salah seorang nelayan Mabag, Rosid, Senin.

Dia menjelaskan, nelayan di Merak umumnya adalah berperahu kecil, sehingga jika tinggi gelombang mencapai satu meter, tidak berani mencari ikan di laut.

"Kalau kapal besar, seperti nelayan dari Lampung kalau cuaca sedang ekstrem, mereka masih berani melaut, kalau seperti kami dengan perahu kecil, kalau dipaksakan yang ada pulang hanya tinggal nama saja," katanya.

Nelayan lain, Munawir, juga senada. Semenjak tidak berani melaut karena cuaca ekstrem, ia hanya duduk-duduk dan mengandalkan keuntungan hasil usaha istri berdagang sayur mayur di Pasar Baru Merak.

"Kalau saya, paling membenarkan jaring yang sudah kusut, dan sambil menunggu panggilan orang untuk kerja bangunan," katanya.

Dirinya mengaku bernasib beruntung jika dibandingkan dengan nelayan lainnya. "Kalau saya masih beruntung, saya masih bisa usaha jadi kuli bangunan, tapi ada beberapa teman saya yang tidak bisa usaha apa-apa. Mereka hanya mengandalkan pekerjaannya sebagai nelayan," katanya.

Oleh karena itu, dirinya meminta kepada pemerintah untuk memperhatikan nasib nelayan. "Di Cilegon nelayan tidak sebanyak di Serang atau Pandeglang. Tapi kami binggung, kalau cuaca sedang tidak bersahabat. Dan kami harap ada bantuan atau program khusus untuk nelayan, agar nelayan di Cilegon dapat hidup sedikit layak," katanya menambahkan.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011