Yerusalem (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett pada Minggu (8/5) mengumumkan bahwa negara tersebut sedang membentuk garda nasional sipil untuk "memerangi terorisme."

Pengumuman tersebut disampaikannya dalam komentar publik tidak lama setelah dua orang warga Palestina yang diduga membunuh tiga warga Israel dalam serangan bersenjata pisau ditangkap sebelumnya pada hari yang sama.

Bennett mengatakan bahwa Israel sedang memasuki "tahap baru dalam perang melawan terorisme," dan kebutuhan akan garda nasional "lebih mendesak daripada sebelumnya."

Garda baru tersebut akan dikerahkan ke seluruh negeri agar dapat merespons keadaan darurat dengan cepat, bahkan sebelum pasukan kepolisian tiba, urainya.

Terdiri dari unit polisi perbatasan ditambah dengan tentara cadangan dan sukarelawan yang telah dilatih untuk tugas itu, garda tersebut "akan diaktifkan dalam keadaan darurat dan kerusuhan, ataupun juga di saat rutin, sesuai kebutuhan," lanjutnya.

Bennett mengatakan dirinya telah memerintahkan Dewan Keamanan Nasional dan Kementerian Keamanan Publik untuk menyusun rencana anggaran bagi pemerintah guna membentuk garda baru tersebut paling lambat akhir Mei nanti.

Sebelumnya pada Minggu, pasukan keamanan Israel mengatakan setelah melakukan pencarian buron selama tiga hari, dua orang tersangka ditangkap di hutan di dekat Elad, sebuah kota Yahudi ultra-Ortodoks, tempat keduanya membunuh tiga orang pria dan melukai empat lainnya di Hari Kemerdekaan Israel yang jatuh pada Kamis (5/5).

Insiden tersebut terjadi di tengah ketegangan yang meruncing terkait serangkaian bentrokan antara para jamaah Palestina dan polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa dalam beberapa pekan terakhir. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022