PMK ini masih dalam penelitian lab veteriner kita di Surabaya secara maksimal, sehingga kita bisa identifikasi ini pada level berapa
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian menyiapkan strategi pemberantasan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak untuk mencegah penyebarannya menyusul adanya hewan ternak yang terjangkit penyakit PMK di sejumlah daerah Jatim.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan upaya pemberantasan penyakit tersebut dengan menugaskan tim untuk mengecek kondisi lapangan.

Mentan mengatakan Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya tengah melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi di sejumlah daerah di Jatim ini.

“PMK ini masih dalam penelitian lab veteriner kita di Surabaya secara maksimal, sehingga kita bisa identifikasi ini pada level berapa, jenisnya seperti apa, kita harap hari ini atau besok akan keluar hasilnya," kata dia.

Syahrul merinci dengan hasil laboratorium tersebut, pemerintah akan lebih mudah menentukan vaksin yang tepat. Ia berharap penentuan vaksin dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam negeri sehingga memastikan penanggulangan PMK dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Baca juga: Sejumlah sapi di Lumajang dilaporkan terpapar wabah PMK

Mentan Syahrul juga mengatakan bahwa penyakit ini tidak menular ke manusia meski memiliki tingkat penyebaran yang cepat pada hewan. Untuk itu selain melakukan sejumlah strategi untuk menekan penyebarannya ke ternak, Mentan meminta agar jangan ada kekhawatiran dan kepanikan yang berlebih di tengah masyarakat.

“Kita harus maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa penyakit ini tidak menular pada manusia, dan pernyataan ini diperkuat oleh Menkes (Menteri Kesehatan) saat ratas (rapat terbatas) bersama Presiden tadi dan ini menjadi hal yang sangat penting," kata Menteri Pertanian.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta agar media membantu upaya pemerintah untuk mengedukasi masyarakat terkait PMK. Hal ini agar tidak ada kekhawatiran berlebih yang akan menimbulkan kepanikan ditengah masyarakat terkait penyakit ini.

“Pak Mentan dan Pak Menkes bilang tidak menular ke manusia, saya seringkali bilang, pendekatan pentahelix maka media dan pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, dan private sector tolong bantu disampaikan bahwa PMK tidak menular ke manusia," kata Khofifah.

Baca juga: Kalsel waspada ancaman penyakit mulut dan kuku hewan ternak dari Jatim

Khofifah menyebut pihaknya bersama dengan Kementan akan melakukan sejumlah langkah komprehensif untuk memastikan penyebaran PMK tidak meluas di Jatim. Pemerintah menerapkan isolasi berbasis kandang dan menggandeng banyak pihak lainnya, agar bantuan obat-obatan yang diberikan Kementan dapat tersalurkan secara maksimal.

“Isolasinya berbasis kandang, karantina berbasis kandang jadi yang sudah ada symptomatic gejalanya jgn dibawa keluar kandang, kita koordinasikan dengan Pak Mentan supaya ketersediaan obat-obatan, analgesik, antibiotik, dan vitamin tercukupi, saya minta ke ikatan alumni FKH Unair (Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga) turunkan tim lebih banyak supaya penyuntikan lebih masif," kata Khofifah.


Baca juga: FKH UGM sarankan lalu lintas ternak dari daerah wabah PMK dihentikan
Baca juga: Pemprov Jatim-Kementan aktifkan URC cegah PMK hewan ternak

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022