Medan (ANTARA News) - Kepala Divisi Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Wilayah Sumatera Utara, Bambang Widodo mengatakan, dua imigran gelap asal Afghanistan yang kabur di Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai sampai saat ini belum diketahui keberadaannya.

"Kedua orang asing itu, Muhammad Zaman dan Amullah masih terus dicari petugas imigrasi hingga dapat," kata Bambang Widodo di Medan, Rabu.

Sebelumnya, sekitar 11 orang dari jumlah 89 imigran gelap yang sedang melaksanakan rekreasi di Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Kamis (17/11) kabur dengan cara melompat pagar pembatas di lokasi objek wisata tersebut.

Kaburnya orang asing tersebut, baru diketahui setelah dilakukan pembagian jatah makanan terhadap mereka.Yang sebelumnya jumlah orang asing itu mencapai 89 orang, ternyata setelah dihitung tinggal 78 orang lagi, dan 11 orang menghilang tidak diketahui kemana.

Imigran gelap tersebut berada di Pantai Cermin, difasilitasi oleh NGO asing.

Bambang mengatakan, pihaknya juga sudah mencari di sejumlah tempat yang di duga sebagai lokasi persembunyian warga Afghanistan itu, namun tidak juga ditemukan.

Petugas imigrasi yang bekerja sama dengan aparat kepolisian terus memburu imigran ilegal itu, tetapi belum juga dapat.

"Petugas terus bekerja keras mencari imigran gelap yang menghilang saat diadakannya acara di Pantai Cermin tersebut," kata mantan Kepala Imigrasi Banda Aceh itu.

Dia mengatakan, imigran gelap yang kabur di Pantai Cermin itu, ada 11 orang, namun sembilan orang sudah berhasil diringkus pada saat terjadinya peristiwa tersebut,

Kesembilan orang asing yang berhasil diamankan petugas itu, beberapa orang diantaranya Abdul Rahman, Abu Fazal, Yasin, Muhammad Reza, Aziz Ullah dan Moh Raza.

"Imigran gelap itu saat ini masih dititipkan di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan," ujarnya.

Sementara itu, data yang diperoleh menyebutkan, jumlah imigran gelap yang sedang rekreasi di Pantai Cermin itu sebanyak 89 orang, terdiri dari Afghanistan (57 orang), Myanmar (24 orang) dan Sri Lanka (8 orang).
(M034/Y008)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011