Jakarta (ANTARA News) - Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro menilai baik ExxonMobil Oil Company maupun PT Pertamina (Persero) mampu mendanai Blok Cepu. "Ini proyek besar, semua dua-duanya (ExxonMobil dan Pertamina) pasti mampu mendanainya," katanya, seusai membuka pertemuan para kepala dinas seluruh Indonesia di Jakarta, Jumat. Di tempat terpisah, Direktur Keuangan Pertamina, Alfred Rohimone mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan dana hingga 1,5 miliar dolar AS untuk membiayai Blok Cepu. "Jangan khawatir soal dana, kita siap menyediakan hingga 1,5 miliar dolar AS," katanya. Sebelumnya, sejumlah kalangan meragukan kemampuan Pertamina menyediakan dana bagi pengembangan Blok Cepu yang diperkirakan membutuhkan biaya cukup besar hingga 2,5 miliar dolar AS. Dana sebesar itu dibagi tiga pihak sebagai pemegang saham atau "participacing interest" (PI) Blok Cepu, yakni Pertamina 45 persen, ExxonMobil 45 persen dan konsorsium BUMD 10 persen. Bahkan, seorang sumber di pemerintahan mengungkapkan pemerintah cenderung akan menunjuk ExxonMobil sebagai operator Cepu karena memiliki keunggulan dibanding Pertamina. Namun, kalangan lain seperti pengamat Fadhil Hasan, anggota DPR Drajad Wibowo dan anggota DPD Marwan Batubara mendesak pemerintah menyerahkan Blok Cepu kepada Pertamina. Menurut mereka, selain alasan nasionalisme, Pertamina dinilai mampu baik dari segi pendanaan maupun teknologi untuk mengelola Blok Cepu. Purnomo mengatakan saat ini Pertamina dan ExxonMobil yang difasilitasi Tim Negosiasi Pemerintah untuk Blok Cepu yang diketuai Deputi Menneg BUMN, Roes Ariawijaya, tengah berupaya menyelesaikan persoalan operatornya. "Kalau memang tidak tercapai kesepakatan hingga akhir bulan ini, barulah saya dan Menneg BUMN mengambil alih persoalan," katanya. Menurut dia, nantinya, dirinya bersama Menneg BUMN akan melihat tiga aspek, yakni keuangan, teknologi dan efisiensi sebelum menunjuk siapa yang menjadi operatornya. Panggil Pertamina-Exxon Sementara itu, pada hari ini, Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) memanggil Pertamina dan ExxonMobil terkait belum diserahkannya "plan of development" (POD) atau rencana pengembangan Blok Cepu. Kepala BP Migas, Kardaya Warnika menyatakan pihaknya mempertanyakan belum diserahkannya POD Blok Cepu, padahal batas waktunya telah berakhir pada Desember tahun lalu. "Kami tidak mau tahu soal siapa operatornya. Kami hanya tagih mana POD-nya," ujarnya. Wakil Dirut Pertamina, Mustiko Saleh, yang ikut dalam pertemuan dengan BP Migas menolak memberi komentar. Namun, ia hanya mengatakan Pertamina optimis pemerintah akan menunjuk BUMN tersebut sebagai pengendali Blok Cepu, karena biaya pengeboran sumurnya lebih murah ketimbang ExxonMobil. "(Murahnya) lebih dari 20 persen," ujarnya singkat. (*)

Copyright © ANTARA 2006