Makassar (ANTARA) - Dinas Pendidikan Makassar meminta kepada kepala sekolah untuk mengawasi anak didiknya termasuk belum memberikan izin
berjualan kepada pengelola kantin seiring mulai munculnya kekhawatiran akan adanya hepatitis akut misterius.

"Kalau untuk kantin sekolah, saya pastikan tidak ada satu pun sekolah yang kantinnya itu berjualan. Saat awal merebak COVID-19, kantin
dilarang menjual dulu sampai saat ini," ujar Kepala Dinas Pendidikan Makassar Muhyiddin Mustakim di Makassar, Selasa.

Ia mengatakan hepatitis akut misterius mulai muncul di Jakarta dan diduga muncul di kota lainnya di wilayah Jawa. Ia pun langsung
meminta kepada para kepala sekolah untuk melakukan langkah antisipasi.

Salah satu permintaannya kepada pihak sekolah adalah meningkatkan penerapan protokol kesehatan dengan tetap meminta setiap murid
dan guru memakai masker serta rajin mencuci tangan.

Baca juga: MPR: Perlu kewaspadaan hadapi potensi sejumlah penyakit

Baca juga: Anggota DPR apresiasi langkah pemerintah cegah hepatitis akut


Alasannya, meminta sekolah untuk belum memberikan izin kepada para pengelola kantin karena dikhawatirkan akan menjadi tempat
kerumunan serta kebersihan.

"Sesuai dengan penjelasan dari dokter di dinas kesehatan kalau penularan hepatitis itu dari air liur. Biasanya kantin yang menjual
makanan berkuah, gorengan juga menyiapkan air minum dan gelas. Ini yang menjadi salah satu alasan penularan selain dari kerumunan
anak-anak itu," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehata dr Nursaidah Sirajuddin mengatakan penularan hepatitis terjadi melalui air liur dan juga wadah makanan, baik piring, sendok, maupun gelas.

Oleh karena itu, para orang tua diminta memberikan pemahaman kepada anak-anaknya untuk tidak bertukar tempat makanan, seperti sendok atau gelas, yang telah dipakai.

"Hepatitis akut ini menyerang anak-anak usia di bawah 16 tahun. Bagi anak-anak sekolah untuk berhati-hati menggunakan wadah makan dan minum karena penularan itu dari air liur," ucapnya.

Ia menambahkan kasus hepatitis akut misterius belum ditemukan di Kota Makassar dan dirinya berharap kasus itu tidak sampai di Makassar. Dia pun berharap seluruh orang tua tetap mengawai anak-anaknya.*

Baca juga: Kasus hepatitis misterius di Sumbar masih diteliti

Baca juga: Misinformasi! Pesan berantai Kemenkes guna antisipasi hepatitis akut

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022