Jakarta (ANTARA) - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan gelar profesor kehormatan tertinggi yang diterimanya dari Seoul Institute of Arts (SIA) Korea Selatan menjadi sangat berarti bagi dirinya dan keluarga besar Soekarno.

"Ini tidak hanya berarti bagi saya pribadi, namun juga bagi keluarga besar Bung Karno, proklamator dan Bapak Bangsa Indonesia, dan bagi seluruh jajaran PDI Perjuangan yang saya pimpin," kata Megawati dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Megawati mengatakan hal itu saat menyampaikan pidato sambutan di acara penganugerahan gelar Honorary Chair Professor di bidang ilmu kebijakan seni dan ekonomi kreatif di Kampus SIA, Seoul, Korea Selatan, Rabu. Dia juga menyampaikan ucapan terima kasih atas penghormatan dari SIA tersebut.

"Ketika saya membaca surat dari yang terhormat Bapak Nam-Sik Lee (Presiden SIA), saya sungguh terharu. Terutama setelah mengetahui bahwa saya bukan hanya orang Indonesia yang pertama menerima penghormatan ini, namun juga sebagai orang asing pertama," kata Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu.

Dia mengatakan tanggung jawab terhadap penghormatan tersebut sangat besar. Terlebih, atas pertimbangan bahwa dirinya dinilai memiliki komitmen tinggi terhadap perdamaian dunia, dalam membangun demokrasi, serta berkomitmen terhadap lingkungan dan kebudayaan, katanya.

Dalam sambutannya, Megawati berbicara soal kebudayaan yang merupakan hal mendasar dan membentuk karakter sebuah bangsa, dimana di Indonesia, sari pati kebudayaan itu tercermin dalam falsafah bangsa, yakni Pancasila.

"Di dalam Pancasila itulah terkandung prinsip ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, demokrasi, dan keadilan sosial yang sungguh hidup dalam masyarakat kami. Pancasila tidak hanya menyatukan Indonesia yang begitu beragam, namun juga menjadi sistem politik, sistem ekonomi, dan kebudayaan kami," jelasnya.

Baca juga: Megawati dapat gelar profesor kehormatan tertinggi dari SIA Korsel

Dia mengatakan Pancasila dijalankan di Indonesia melalui Trisakti, yakni berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

"Dengan menerima profesor kehormatan ini, maka pengembangan kebudayaan Indonesia dan bagaimana upaya membangun kerja sama kebudayaan kedua bangsa menjadi bagian tanggung jawab saya. Kerja sama kebudayaan tersebut tidak hanya mencakup pendidikan, ekonomi kreatif, diplomasi kebudayaan, namun juga dialog kebudayaan," katanya.

Dia juga mengapresiasi SIA yang selama lebih dari 60 tahun telah memberi sumbangsih bagi peradaban dunia, terutama dalam mendorong nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan, dan ekspresi keindahan sebagai rasa syukur kepada Tuhan. Hasilnya, menurut dia kepeloporan kebudayaan Korea Selatan tidak hanya dikenal dalam perspektif historis, namun juga karakter kebudayaannya.

"Kebudayaan Korea telah membentuk bangsa ini sebagai bangsa pejuang, bangsa pelopor, namun juga bangsa yang kreatif dan mandiri," katanya.

Dia juga menyebut kreativitas kebudayaan Korea Selatan di abad modern semakin terlihat dari fenomena Korean Wave, baik K-Pop atau drama Korea.

"Dan yang saya masih ingat ketika Gangnam Style yang mendadak begitu populer. Demikian halnya makanan Korea, dimana-mana sangat mudah ditemukan restoran Korea. Kimchi saat ini sangat dikenal di Indonesia," tambahnya.

Baca juga: Presiden Korea Selatan dan Megawati gelar pertemuan

Dengan diterimanya secara luas kebudayaan Korea, baik yang tradisional, modern, maupun perpaduan keduanya, hal tersebut menunjukkan bagaimana jati diri kebudayaan telah menjadi karakter kuat bangsa Korea.

"Dengan kuatnya identitas kebudayaan bangsa Korea tersebut, menurut saya, akan menjadi modal penting di dalam mendorong perdamaian dunia, termasuk di Semenanjung Korea," kata Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tersebut.

Presiden SIA Nam Sik Lee menyerahkan langsung sertifikat gelar  Honorary Chair Professor kepada Megawati Soekarnoputri. Gelar tersebut menjadi yang kedua untuk Megawati, setelah dia menerima gelar profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI di Bidang Kepemimpinan Strategik pada Juni 2021.

Sementara itu, Megawati telah menerima sembilan gelar doktor kehormatan, yakni Waseda University di Tokyo pada 29 September 2001 (bidang politik), Moscow State Institute of International Relations di Rusia pada 22 April 2003 (bidang politik), Korea Maritime and Ocean University di Busan, Korea Selatan pada 19 Oktober 2015 (bidang politik), Universitas Padjajaran Bandung pada 25 Oktober 2016 (bidang politik dan pemerintahan), dan Universitas Negeri Padang pada 27 September 2017 (bidang pendidikan politik).

Selanjutnya, gelar doktor kehormatan dari Mokpo National University di Mokpo, Korea Selatan pada 16 November 2017 (bidang demokrasi ekonomi), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Bandung pada 8 Maret 2018 (bidang politik dan pemerintahan), Fujian Normal University di Fuzhou, China pada 5 November 2018 (bidang diplomasi ekonomi), serta Soka University Japan di Tokyo pada 8 Januari 2020 (bidang kemanusiaan).

Baca juga: PDIP Surabaya bangga Megawati dianugerahi gelar profesor dari Korsel
Baca juga: Megawati audiensi dengan pemerintah dan parlemen Korsel

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022