London (ANTARA) - Serikat Pekerja Logam Nasional Afrika Selatan memulai pemogokan di ArcelorMittal South Africa pada Rabu setelah negosiasi upah gagal, kata pembuat baja itu dalam sebuah pernyataan.

Serikat pekerja logam terbesar di Afrika Selatan itu telah memberi tahu tentang pemogokan tersebut pada 9 Mei, kata ArcelorMittal.

"Diharapkan aksi ini bisa dihindari tapi ternyata tidak bisa," kata perusahaan itu.

Produsen baja terbesar di Afrika itu menambahkan bahwa pihaknya telah membuat penawaran akhir sebesar 7 persen.

Serikat pekerja meminta kenaikan upah 10 persen, tunjangan perumahan dan pembayaran 80 persen dari biaya asuransi kesehatan, di antara tuntutan lainnya. 

"Perusahaan khawatir kenaikan gaji pokok yang tidak berkelanjutan akan menyebabkan tekanan pada biaya yang akan melemahkan daya saing kami," kata Presdir ArcelorMittal South Africa Kobus Verster dalam sebuah pernyataan.

"Industri kami tetap sangat sensitif terhadap biaya, menantang, dan mudah berubah. Untuk bertahan dan berkelanjutan, kami perlu memastikan bahwa basis biaya kami tetap kompetitif sehingga kami dapat mengatasi penurunan."

Perusahaan itu mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi efek pemogokan, tetapi belum bisa memastikan berapa lama pemogokan itu akan berlangsung atau dampaknya.

Pada Selasa, serikat pekerja itu mengatakan pemogokan tersebut tidak terbatas dan akan berlangsung di semua pabrik ArcelorMittal di Afrika Selatan.

Mereka juga meminta anggotanya untuk mencegah pekerja memasuki pabrik-pabrik perusahaan itu pada Rabu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pemogokan batal usai pekerja dan produser Hollywood capai kesepakatan
Baca juga: Renault Samsung tutup pabrik karena pemogokan

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022