Kita harapkan pengelolaan sumber daya pesisir sebagai model karena punya ekonomi yang tinggi, paling tidak sekitar 2,6 miliar dolar AS (per tahun)
Jakarta (ANTARA) - Program manajemen dan rehabilitasi terumbu karang atau Coral Reef Rehabilitation and Management Program-Coral Triangle Initiative World Bank (Coremap-CTI WB) bertujuan untuk penyelamatan terumbu karang sekaligus menghidupkan perekonomian lokal.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Arifin Rudyanto menyatakan bahwa program strategis ini diinisiasi untuk perlindungan terhadap sumber daya pesisir khususnya terumbu karang yang memiliki 500 jenis dengan luas sekitar 25 ribu kilometer persegi.

“Kita harapkan pengelolaan sumber daya pesisir sebagai model karena punya ekonomi yang tinggi, paling tidak sekitar 2,6 miliar dolar AS (per tahun),” ucapnya dalam acara penutupan proyek dan diseminasi capaian Coremap-CTI WB hibah Global Enviroment Facility (GEF) yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, ia mengharapkan program tersebut akan menjadi sebuah sistem yang sudah melembaga di dalam masyarakat meskipun program yang dimulai sejak 2019 ini telah berakhir pada Mei 2022.

Arifin mengatakan program ini dirancang dengan memadukan science based policy (kebijakan berdasarkan ilmu pengetahuan) dan community based implementation (pelaksanaan berbasis masyarakat).

Menurut dia, upaya penyelamatan terumbu karang harus berbasiskan data ilmiah. Setelah itu, pengelolaan ekosistem tersebut dilaksanakan oleh masyarakat.

“Kita tidak mungkin mengharapkan misalnya Satgas (Satuan Tugas) atau Polisi Air ataupun petugas dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) untuk menjaga sekian ribu kilometer persegi, tentunya harus melibatkan masyarakat,” ungkapnya.

Adapun beberapa contoh bentuk implementasi masyarakat ialah pengawasan ekosistem sumber daya pesisir melalui Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokwasmas).

Kedua, mengumpulkan data pergerakan dan populasi dari mamalia di laut guna menjaga agar kelompok hewan tersebut tidak punah. Terakhir, pembangunan infrastruktur pendukung ekowisata dengan melibatkan desa dan masyarakat dalam pengelolaan infrastruktur pendukung wisata.

Selama hampir dua tahun, program Coremap yang memperoleh bantuan hibah dari Bank Dunia melalui Global Environment Facility (GEF) sebesar 6,2 juta dolar AS dinilai sudah berhasil diterapkan di beberapa wilayah Indonesia.

“Program ini bisa dianggap berhasil apabila konsep pengelolaan yang sudah dihasilkan dari berbagai inovasi Coremap ini bisa direplikasikan di wilayah lain, baik secara nasional maupun internasional. Oleh karena itu, kunci utamanya adalah kolaborasi dan ini bukan hal yang mudah karena membangun kolaborasi ini memerlukan trust satu dengan yang lainnya,” kata Arifin.

Baca juga: Pengaruh Raja Ampat di episentrum segitiga terumbu karang dunia
Baca juga: Pemerintah setujui alih fungsi anjungan Attaka jadi terumbu karang

Baca juga: Indonesia-Saudi bahas rencana kerja sama bidang perubahan iklim

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022