Jakarta (ANTARA) -
Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meyakini kebudayaan dan dialog menjadi kunci perdamaian di Semenanjung Korea.
 
"Kuncinya, persoalan di Semenanjung Korea harus diselesaikan melalui jalan dialog, jalan kebudayaan, jalan yang meretas kepercayaan, dan penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan," kata Megawati dalam pidatonya di acara penganugerahan gelar profesor kehormatan oleh Seoul Institute of the Arts (SIA) di Seoul, Korea Selatan, Rabu.
 
Menurut dia, penyelesaian persoalan di Semenanjung Korea bukan dengan senjata, namun dapat dilakukan dengan dialog antara kedua Korea yang berakar dari keluarga sama tanpa intervensi pihak lain.

Baca juga: Megawati: Gelar profesor kehormatan tertinggi dari SIA sangat berarti
 
Megawati menyebutkan identitas kebudayaan bangsa Korea saat ini sangat kuat. Ini akan menjadi modal penting di dalam mendorong perdamaian dunia, termasuk di Semenanjung Korea.
 
Menurut Megawati, soal perdamaian di Semenanjung Korea adalah salah satu perhatian terpenting baginya.
 
"Bung Karno, kami semua, dan seluruh rakyat Indonesia, selalu berjuang bagi perdamaian dunia berdasarkan penghormatan atas kemanusiaan, kemerdekaan, dan keadilan sosial," kata Ketua Dewan Pengarah BPIP ini dalam siaran persnya.

Baca juga: PDIP Surabaya bangga Megawati dianugerahi gelar profesor dari Korsel
 
Dengan identitas, jati diri, dan karakter kebudayaan yang sama antara Korea Utara dan Korea Selatan, Megawati meyakini spirit berkebudayaan inilah yang akan menjadi kunci perdamaian dengan apa yang disebut reunifikasi Korea.
 
Namun, katanya, hal yang sangat penting lainnya selain berkepribadian dalam kebudayaan adalah berdaulat di bidang politik. Prinsip berdaulat dalam politik ini sangat penting di dalam dialog untuk perdamaian.
 
"Penjabaran berdaulat di bidang politik tersebut membawa makna bahwa perdamaian abadi hanya bisa dilakukan Bangsa Korea sendiri tanpa adanya intervensi negara lain karena keduanya satu keluarga dan satu identitas kebudayaan," paparnya.

Baca juga: Megawati dapat gelar profesor kehormatan tertinggi dari SIA Korsel
 
Prinsip tidak adanya campur tangan negara lain terhadap persoalan domestik suatu bangsa menjadi salah satu poin penting dari Dasa Sila Bandung, yang telah menjadi spirit Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955, paparnya.
 
Intinya, tambah dia. dengan identitas kebudayaan yang menyatukan bangsa Korea dan dalam satu kesatuan geografis di Semenanjung Korea, berbagai harapan untuk membangun dialog kebudayaan sebagai jalan meretas perdamaian di Bumi Peninsula sangat penting.
 
Megawati meyakini bahwa jalan menuju perdamaian di Korea yang penting bagi perdamaian dunia dapat diwujudkan asalkan dilakukan dengan landasan kebudayaan dan perekonomian yang mencapai tahapan menuju berdikari dengan prinsip berdaulat di bidang politik dan menjalankan Spirit Dasa Sila Bandung yang menghormati penyelesaian berbagai persoalan secara damai tanpa ada intervensi asing.
 
"Dalam upaya ini, sekali lagi, saya pribadi ikut terpanggil untuk ikut memikul tanggung jawab tersebut. Kita semua percaya bahwa dengan jalan kebudayaan yang diterangi mata hati, optimisme, dan rasa saling percaya akan benar- benar menjadi jalan perdamaian. Hal itu saya yakini akan menjadi dambaan seluruh bangsa Korea. Rakyat Korea sebenarnya adalah satu bangsa, satu jiwa, dan satu karakter dalam kebudayaan," demikian Megawati Soekarnoputri.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022