Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan akses perempuan terhadap produk dan jasa keuangan perlu terus ditingkatkan agar berdampak positif terhadap pembangunan ekonomi.

"Meningkatkan akses perempuan kepada jasa keuangan formal tidak hanya akan mengamankan hidup keluarga mereka tapi juga memberdayakan mereka dengan keterlibatan dalam UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)," kata Menkeu dalam webinar "Transformasi Digital untuk Inklusi Keuangan" yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan studi McKinsey Global Institute sekitar 13 triliun dolar AS atau 11 persen dari PDB dunia dapat tercipta apabila semua negara di dunia meningkatkan kesetaraan gender bagi perempuan.

"Jika kita bisa menyadari potensi perempuan di ekonomi dan pasar tenaga kerja, kita mungkin bisa menciptakan aktivitas ekonomi senilai 28 triliun dolar AS atau setara 26 persen dari PDB dunia pada 2025," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Menkeu: Pemanfaatan fintech dapat tingkatkan inklusi keuangan UMKM

Namun demikian saat ini perempuan masih kesulitan mengakses pembiayaan karena ketiadaan kartu identitas atau ketiadaan izin bagi mereka untuk mengelola aset atas nama mereka sendiri. "Ini menciptakan rintangan sangat besar bagi perempuan untuk mengakses pendanaan dan modal dari institusi keuangan karena mereka tidak memiliki jaminan," ucapnya.

Perempuan juga bisa didorong mengakses pendanaan dengan memanfaatkan platform digital, tapi untuk itu keahlian dan literasi digital perempuan perlu terus ditingkatkan.

"Tanpa literasi dan edukasi, akan sulit bagi perempuan untuk membuka akun untuk mengakses produk keuangan yang kemudian digunakan secara aktif," katanya.

Ia mencontohkan perempuan di Indonesia saat ini telah memiliki akun untuk mengakses produk keuangan formal antara lain guna mendapatkan bantuan dari pemerintah, tapi akun ini tidak banyak dikembangkan penggunaannya.

Baca juga: Menkeu: APBN jadi "shock absorber" jaga daya beli masyarakat

Peningkatan literasi keuangan juga penting untuk pelaku usaha perempuan agar mereka dapat mengembangkan usaha.

"Pelaku usaha perempuan dengan level literasi keuangan yang baik dapat mengatur keuangan bisnis dan rumah tangga mereka lebih baik, dan mendapatkan keuntungan dari produk keuangan untuk mengembangkan bisnis mereka serta mengamankan keuangan masa depan sesuai kebutuhan mereka," katanya.

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022