Jakarta (ANTARA) - Para delegasi G20 peserta “The 1st Tourism Working Group 2022” sependapat bahwa penyusunan "Bali Guidelines" memberikan kontribusi dalam pemulihan ekonomi global yang berpusat pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas. 

“Kami akan memastikan bahwa pariwisata dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik, termasuk dengan memperluas peluang pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan, mengubah cara pelatihan kami di bidang pariwisata,” kata Chair of Tourism Working Group Frans Teguh dalam kegiatan Tourism Working Group (TWG) 1 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis.

Seperti diketahui, penyusunan “Bali Guidlines” menjadi salah satu outcome document dari pelaksanaan TWG yang dinilai akan memberikan kontribusi dalam pemulihan ekonomi global dengan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai fokus utama, serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas.

Selama dua hari terakhir, lanjutnya, para delegasi G20 dikatakan telah mempertimbangkan berbagai upaya dalam upaya mendorong pemulihan pariwisata agar menjadi lebih inklusif dan tangguh melalui pedoman Bali serta lima garis tindakan (line of action).

Nantinya, pembahasan terkait isu yang terkandung dalam “Bali Guidlines” akan dibahas pada TWG 2 di Bali pada 23 September 2022 dan dilanjutkan dalam Tourism Ministerial Meeting pada 26 September 2022.

“Atas nama tim kepresidenan Indonesia, saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua delegasi dari negara-negara anggota G20 serta organisasi internasional karena telah memuaskan kami dengan kehadiran virtual dan kontribusi penting anda selama pertemuan ini," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, para delegasi G20 menyampaikan pendapat soal lima line of action yang menjadi fokus utama dalam forum TWG 1.

Pertama ialah isu human capital yang berkenaan dengan pekerjaan, keahlian, kewirausahaan, dan edukasi. Delegasi G20 disebut sepakat meningkatkan pelatihan reskilling dan upskilling yang berkelanjutan.

Kedua adalah memperkuat digitalisasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan inovasi.

Selanjutnya yaitu memperkuat kesetaraan gender yang lebih baik dalam hal kompensasi dan representasi perempuan dalam peran kepemimpinan. Serta, menekankan urgensi program pelatihan untuk mendukung pengusaha mudah di bidang pariwisata.

Lalu, para delegasi G20 dikatakan berkomitmen membuat pariwisata global yang berkelanjutan dengan fokus terhadap isu perubahan iklim, biodiversity conservations, dan ekonomi sirkular.

Terakhir, berfokus kepada kebutuhan membuat kebijakan pariwisata yang holistik dan kondisi investasi serta model tata kelola yang memadai.

"Kami telah mencatat semua yang poin dalam forum ini, masukan serta intervensi para panelis sangat bermanfaat dalam penyempurnaan Bali Guideline. Setelah ini kami akan membagikan conclusion tersebut kepada semua delegasi,” ungkap Frans.

Pada kesempatan itu, Frans Teguh juga mengundang para delegasi ke acara berbagai side event G20, yaitu Asian Venture Philanthropy Network Conference pada 21-24 Juni 2022 di Bali, International Wellness Tourism Conference and Festival pada 5-7 Agustus 2022 di Solo, dan World Conference on Creative Economy pada 5-7 Oktober 2022 di Bali.
Baca juga: Delegasi G20 sepakat hadirkan iklim pariwisata berkelanjutan
Baca juga: Investasi di sektor parekraf penting untuk pulihkan ekonomi global

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022