Jakarta (ANTARA News) - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Kamis memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) pada level 6,0 persen didasarkan pada evaluasi menyeluruh terhadap kinerja perekonomian terkini, beberapa faktor risiko yang masih dihadapi dan prospek ekonomi kedepan.

Kepala Biro Humas BI Difi A Johansyah mengatakan bahwa Dewan Gubernur BI memandang level BI Rate sekarang masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi kedepan, dan tetap kondusif untuk menjaga stabilitas keuangan serta mengurangi dampak memburuknya prospek ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia.

"Evaluasi terhadap kinerja dan prospek perekonomian secara umum menunjukkan bahwa perekonomian domestik masih tetap kuat dengan stabilitas yang tetap terjaga," katanya.

Kedepan, Dewan Gubernur akan terus mencermati risiko memburuknya ekonomi global dan akan terus menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta memberikan stimulus untuk perekonomian domestik.

Dewan Gubernur juga menegaskan bahwa penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang bersifat `counter-cyclical` sangat diperlukan dalam pengelolaan makroekonomi secara keseluruhan serta untuk membawa inflasi pada sasaran yang ditetapkan, yaitu 3,5 hingga 5,5 persen pada 2012 dan 2013.

Selain itu Dewan Gubernur BI juga mencatat bahwa perekonomian dunia pada 2011 mengalami perlambatan, terutama disebabkan oleh ketidakpastian pemulihan ekonomi dan keuangan di Eropa dan AS.

Eskalasi krisis di Eropa, terutama pada semester II-2011, memicu tingginya volatilitas di pasar keuangan global, yang mengakibatkan melemahnya permintaan global, volume perdagangan dunia dan harga komoditas global mulai menurun.

Pada sisi harga, tekanan inflasi di negara maju meningkat, sementara tekanan inflasi di emerging market relatif moderat meski masih berada di level yang tinggi.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, negara emerging market di akhir 2011 cenderung melakukan kebijakan moneter netral atau sedikit akomodatif, sementara negara maju cenderung mempertahankan kebijakan moneter akomodatif melalui langkah pelonggaran likuiditas.

Di sisi domestik, Dewan Gubernur berpandangan bahwa kinerja perekonomian Indonesia di 2011 masih cukup kuat. Pencapaian kinerja ekonomi tersebut didukung oleh stabilitas makro dan sistem keuangan yang tetap terjaga.

Pertumbuhan ekonomi di triwulan IV-2011 diperkirakan sebesar 6,5 persen sehingga pertumbuhan ekonomi keseluruhan pada 2011 diperkirakan mencapai 6,5 persen.

Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh permintaan domestik yang masih kuat dan kinerja ekspor yang masih terjaga. Dari sisi produksi, sektor-sektor yang diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi adalah sektor industri, sektor transportasi dan komunikasi, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.

(D012/S004)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011