Kalianda, Lampung (ANTARA News) - Intensitas kegempaan Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda masih pada hitungan ratusan kali dalam sehari, kata petugas pemantau gunung itu, Andi Suardi.

"Kegempaan masih fluktuatif atau naik turun, namun masih di bawah seribu kali dalam sehari," katanya di pos pemantau Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan, Jumat malam.

Ia menyebutkan, jumlah kegempaan sebelumnya 754 kali kemudian 680 kali dan hari ini kisaran 618 kali.

"Tidak ada aktivitas menonjol pada gunung setinggi 230 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu," katanya.

Meskipun kegempaan sudah cukup renggang dibandingkan sebelumnya, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) belum menurunkan status "siaga" gunung tersebut.

"Kegempaan ratusan kali itu jumlah kegempaan hanya terjadi dalam beberapa menit sekali, sedangkan sebelumnya mencapai dua hingga tiga kali dalam semenit," kata dia.

Menurut dia, kerapatan intensitas kegempaan Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda sudah berkurang, hanya pada kisaran ratusan kali dalam sehari karena sebelumnya mencapai ribuan kali sehari.

Ia mengakui, masih sulit memantau gunung itu melalui visual mata karena gunung diselimuti kabut tebal sepanjang hari dan hujan di tengah laut menghalangi pandangan mata, apalagi saat ini curah hujan lebih tinggi.

Menurut dia, potensi letusan dan erupsi material vulkanik tetap ada meskipun berkekuatan rendah dan hanya jatuh di sekitar gunungnya untuk membentuk kubah baru.

"Kemungkinan kegempaan akan terus stagnan dalam ratusan kali hingga beberapa hari ke depan," kata dia.

Ia mengimbau para nelayan dan wisatawan tetap waspada dengan aktivitas gunung itu, karena letusan dalam skala besar dapat terjadi sewaktu-waktu dengan radius aman dua kilometer.
(ANT -048/S023) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011