Jakarta (ANTARA) - Terlahir sebagai anak dari musisi legenda Ahmad Dhani dan Maia Estianty, Dul Jaelani mengaku tak terbebani dengan nama besar orang tuanya.

"Saya rasa itu perspektif saja. Akan jadi beban kalau dipikirin. Kalau overthinking ya jadi beban. Tapi kalau lihat sisi positifnya ya beda. Gimana kita bawanya ke mana saja," kata Dul kepada ANTARA, Senin (16/5).

Baca juga: Dul Jaelani akui lebih nyaman jalani band dibanding solo karir

"Dulu saya pernah ngomong ingin lepas dari bayang-bayang orang tua. Tapi kalau saya pikir lagi sekarang, ya nggak mungkin. Kenapa? Saya cuci piring di rumah bunda, saya ngapa-ngapain di rumah bunda. Jadi setelah saya jalani nggak mungkin lah," sambungnya.

Akan tetapi, Dul menambahkan adanya hal lain yang masih dia pertahankan dari pernyataannya itu. Kini, Dul mengaku sudah mandiri dalam berkarir. Dia mengatakan bahwa dia sama sekali tak meminta bantuan ke orang tuanya dalam berkarir.

"Tapi satu yang masih bertahan dari hari itu saya ngomong itu. Saya Alhamdulillah sekarang sudah berdikari sendiri. Semuanya saya urus bareng sama teman-teman. Semuanya mandiri. Saya tidak seperti mereka yang istilahnya menempel di ketiak orang tuanya," ujar Dul.

Baca juga: Rilis "Song For Tissa", Dul Jaelani beri kejutan untuk Tissa Biani

"Saya nggak minta 'Ayah bikinin lagu dong'. Saya nggak gitu. Saya berdikari sendiri, saya ngeband sendiri, manajemen sendiri. Masalah orang mau nyama-nyamain, terserah. Saya nggak pernah mikirin," lanjutnya.

Hal tersebut pun rupanya juga dibenarkan oleh sang bunda Maia Estianty. Sebagai ibu, Maia mengakui bahwa Dul merupakan sosok anak yang mandiri. Dia pun bangga karena Dul mampu menghasilkan karya tanpa meminta uang dari orang tuanya.

"Yang bikin aku bangga, Dul ini sama sekali nggak minta uang orang tua. Benar-benar mandiri. Rekaman sendiri, bikin video klip sendiri. Dia menghasilkan karya dari kemarin-kemarin tuh pakai uang sendiri," ungkap Maia.

Selain itu, Maia pun mengaku sangat mendukung impian anak-anaknya. Maia pun tidak memiliki pesan khusus dan membebaskan anak-anaknya dalam berkarir dan berkarya.

"Aku bebasin saja. Kan dia belum ada kewajiban mencari nafkah. Jadi happy-happy saja. Aku sama sekali nggak ikut campur. Dari awal di muncul juga benar-benar mau dia mandiri jadi musisi," jelas Maia.

"Kalau dia disupport orang tua, itu namanya masih ikut bayang-bayang orang tua. Jadi dia benar-benar pure sendiri. Dia aransemen sendiri, ngarang lagu sendiri dengan teman-temannya. Jadi itu hasil murni karya dia sendiri," sambungnya.

Kendati demikian, Maia berharap setelah puas dengan idealismenya Dul dapat memikirkan untuk membuat musik yang komersil.

"Kebetulan Dul tuh idealis banget. Dia benar-benar nggak peduli komersil apa nggak, yang penting dia bisa menyampaikan idealisme dia. Mudah-mudahan habis ini setelah dia bergembira ria dengan idealismenya, nanti dia memikirkan komersialitas," pungkas Maia.


Baca juga: Cerita Dul Jaelani di balik lagu "Burung Gereja" untuk Giring

Baca juga: Lima tahun disimpan, Giring Ganesha- Dul Jaelani rilis "Burung Gereja"

Baca juga: "Dear Imamku" rangkum perjalanan hijrah yang tak mudah

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022