Pekanbaru (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau mengungkapkan kabar sedih mengenai kematian bayi gajah Sumatera bernama Gonzales.

"Gonzales mati akibat diseruduk gajah jinak di Pusat Konservasi Gajah Sumatera di Minas," kata Kepala Bidang Teknis Konservasi BBKSDA Riau, Syahimin, kepada ANTARA di Pekanbaru, Rabu.

Gonzales adalah bayi gajah yang usianya belum satu tahun, yang merupakan korban konflik gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus) dan manusia di Riau. Induk gajah bayi itu mati diduga akibat diracun, di daerah konflik gajah dan manusia di kawasan Suaka Margasatwa Balai Raja, Kabupaten Bengkalis pada Mei lalu.

Semenjak itu, bayi gajah berbobot sekitar 100 kilogram itu dirawat di Pusat Konservasi Gajah (PKG) di Minas bersama 22 gajah lainnya. Bayi gajah itu menjadi favorit di PKG karena suka berlari-lari dan menabrak orang, sehingga bayi petugas setempat menamainya Gonzales seperti pemain bola tim nasional Cristian "El Loco" Gonzales.

"Kami menyayangkan Gonzales mati, padahal dia sudah sehat sejak ditinggal induknya. Kasus kematiannya juga menjadi perhatian dari inspektorat Kementerian Kehutanan dan sudah menurunkan tim untuk menyelidikinya," ujar Syahimin.

Kepala PKG Minas, M Taat, menjelaskan kematian Gonzales terjadi sudah cukup lama, yakni tanggal 22 Agustus 2011. Menurut dia, saat itu Gonzales dilepas untuk digembalakan di hutan sekitar PKG.

"Gonzales diseruduk gajah jantan bernama Kampar yang umurnya sudah 20 tahun. Dia menderita luka parah terkena tusukan gading di bagian perut depan," ujarnya.

Menurut dia, saat kejadian terjadi Gonzales memang tidak dalam kondisi diikat oleh pawangnya.

"Karena masih bayi, Gonzales memang tidak diikat," ujarnya.

Menurut dia, bayi gajah malang itu dikubur di sekitar PKG Minas.
(F012/Y008)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011