Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengingatkan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) di tengah pelonggaran kebijakan penggunaan masker di ruang terbuka.

Menurut Masdalina, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, masyarakat masih perlu memakai masker saat berada di ruangan tertutup, transportasi publik, sedang sakit, dan tergolong masyarakat rentan.

Di samping itu, ia menilai kebijakan pemerintah meniadakan kebijakan tes usap PCR ataupun antigen bagi pelaku perjalanan dalam dan luar negeri yang sudah mendapatkan vaksin COVID-19 lengkap perlu diwaspadai.

Baca juga: Wagub Riza: DKI segera menyesuaikan kebijakan soal masker

“Kalau untuk perjalanan luar negeri, kami masih sepakat agar melakukan tes usap PCR, terutama untuk negara-negara yang saat ini sedang mengalami peningkatan kasus,“ kata Masdalina.

Sebelumnya, Ketua DPR RI Maharani mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai penyebaran COVID-19 di tengah pelonggaran kebijakan yang ada. Ia mengimbau masyarakat agar tetap menerapkan prokes di tengah kebijakan pelonggaran penggunaan masker di ruang terbuka.

Hal senada disampaikan pula oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril.

"Meskipun sudah diumumkan pelonggaran, tetap akan ada kewajiban-kewajiban yang harus kita pahami dan waspadai. Pelonggaran itu diikuti dengan kewajiban menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,“ kata dia.

Baca juga: Wakil Ketua MPR: jangan terjebak euforia pelonggaran penggunaan masker

Selain itu, Puan menyampaikan bahwa kondisi saat penyebaran COVID-19 sedang melandai seperti sekarang memungkinkan anak-anak untuk dapat kembali melakukan pelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dengan tenang.

Hal tersebut, menurutnya, tidak hanya dapat meringankan beban anak, tetapi juga orang tua dalam menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ).

“Kami berharap pemulihan learning loss atau kemunduran dalam proses belajar di kalangan pelajar dapat segera teratasi saat Indonesia sudah berada di masa endemi,” ujar Puan.

Baca juga: Lansia dan pasien komorbid dianjurkan tetap gunakan masker

Hal senada disampaikan pengamat pendidikan Doni Koesoema. Ia mengatakan kondisi pandemi COVID-19 yang semakin membaik berpengaruh pada sektor pendidikan. Menurut Doni, pelaksanaan pendidikan karakter akan terbantu melalui PTM.

"Melalui PTM, pembentukan karakter bisa lebih mudah terjadi. Kemudian kalau seorang pengajar mengajar di kelas, mereka bisa langsung memantau sekilas kondisi anak-anak. Misalnya, ada anak mengantuk. Ini kalau daring kan tidak bisa dipantau," kata dia.

Doni menilai PTM tidak hanya berkaitan dengan materi pembelajaran, tetapi menempatkan murid sebagai manusia seutuhnya.

"Dalam interaksi secara langsung, pelajar akan merasa lebih dimanusiakan dan dihargai," ucap Doni.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022