Jakarta (ANTARA) - Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan vaksin COVID-19 Convidecia belum masuk program vaksinasi di Indonesia karena persediaan vaksin sudah mencukupi.

"Vaksin di Indonesia sudah mencukupi. Convidecia baru datang belakangan," kata Sri Rezeki Hadinegoro yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Sejak awal pandemi, kata Sri, Indonesia banyak menerima vaksin COVID-19 yang berasal dari bantuan bilateral maupun multilateral.

Sejumlah produk vaksin COVID-19 yang telah masuk dalam program vaksinasi di Indonesia di antaranya vaksin CoronaVac (Sinovac), vaksin COVID-19 Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Comirnaty (Pfizer and BioNTech), dan Janssen.

Baca juga: BPOM terbitkan EUA vaksin Janssen dan Convidecia

Sri mengatakan vaksin Convidecia yang telah menerima Izin Edar Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI sejak September 2021 itu hingga kini belum digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

"Sudah ada izin dari BPOM. Tapi belum digunakan dalam program vaksinasi dari pemerintah," katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan izin darurat untuk penggunaan vaksin COVID-19 buatan CanSinoBIO asal China yang dinamakan Convidecia, Kamis (19/5).

Vaksin tersebut diketahui memiliki tingkat efikasi sebesar 64 persen melawan gejala infeksi virus corona dan 92 persen kemanjuran melawan gejala berat COVID-19.

Baca juga: Vaksin COVID dengan dosis tunggal diluncurkan di Shanghai

Dilansir dari website resmi BPOM RI www.bpom.go.id, vaksin Convidecia merupakan vaksin yang dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology dengan platform Non-Replicating Viral Vector namun menggunakan vector Adenovirus (Ad5).

Vaksin tersebut diproduksi oleh CanSino Biological Inc, China dan didaftarkan oleh PT Bio Farma sebagai pemegang izin EUA yang akan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin ini di Indonesia.

Indikasi penggunaan Convidecia untuk pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 pada orang berusia 18 tahun ke atas dengan pemberian sekali suntikan atau dosis tunggal sebanyak 0,5 mL secara intramuscular.

Baca juga: Presiden tegaskan ulang RI siap jadi hub produksi-distribusi vaksin

Vaksin itu juga memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu khusus, yaitu 2-8oC. Khusus Janssen COVID-19 Vaccine dapat juga disimpan pada suhu minus 20oC.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022