Klaten (ANTARA News) - Pengamanan situs peninggalan purbakala di Indonesia saat ini dilakukan dengan pola pemberian imbalan dari pemerintah untuk penemu agar temuan tersebut tak dijual ke luar negeri.

"Dulu banyak bagian candi atau situs purbakala lainnya yang dicuri dan dijual ke luar negeri karena harganya lebih menjanjikan. Kini pemerintah menggelontorkan dana untuk pemberian imbalan kepada penemu barang-barang peninggalan budaya sebagai bentuk pengamanan," " kata Wamendiknasbud Wiendu Nuryanti di Klaten, Jumat (16/7).

Tak hanya diberi imbalan berupa uang, lanjutnya, mereka yang menemukan situs purbakala juga mendapat sertifikat resmi sebagai pahlawan arkeologi.

Langkah tersebut, kata dia, dilakukan karena sebelumnya temuan situs purbakala di Indonesia banyak yang "lari" ke luar negeri karena bisa dihargai jauh lebih tinggi dibanding di dalam negeri.

Seperti dicontohkan, tengkorak manusia purba yang pernah ditemukan di beberapa daerah di Indonesia di luar negeri dihargai puluhan hingga ratusan juta rupiah, sehingga si penemu lebih memilih menjualnya dari pada menyerahkannya kepada pemerintah Indonesia.

"Saat ini pemerintah sudah berani memberi harga yang kompetitif terhadap temuan situs purbakala di Indonesia. Seperti temuan artefak misalnya, penemu bisa diberi imbalan hingga Rp25 juta dan pemberiannya tidak lama setelah ia menemukan benda tersebut," tambahnya.

Hal ini sangat berbeda dengan sebelum adanya program pemberian imbalan dari pemerintah, yakni jumlah imbalan yang diberikan dinilai masih rendah dan penyerahannya pun relatif lama karena bisa memakan waktu hingga tiga bulan setelah ditemukan.

Program pemberian imbalan tersebut, kata Wiendu, sangat efektif menurunkan angka pencurian dan penjualan situs purbakala ke luar negeri, namun dalam kesempatan itu ia tak menyebutkan angka maupun prosentase penurunan kasus tersebut.

Guna memaksimalkan pengamanan terhadap situs purbakala di Indonesia, kata dia, tak lama lagi akan dibentuk pamong budaya yang bertugas mengamankan peninggalan purbakala hingga ke tingkat desa.

"Selama ini pengamanan terhadap situs purbakala tidak sampai masuk ke desa-desa, padahal temuan justru banyak ditemukan di dusun-dusun. Oleh karena itu pamong budaya diharapkan dapat melakukan pengawasan secara menyeluruh terhadap situs-situs purbakala yang selama ini kurang terawat," katanya. (ANT-279/M019)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011