Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar menyebutkan pihaknya mendeteksi dua ekor kerbau terindikasi terjangkiti penyakit mulut dan kuku (PMK), sehingga total ternak indikasi PMK di daerahnya mencapai 246 ekor dan umumnya sapi.

“Saat ini kita dapatkan ada dua ekor kerbau di Indrapuri, Aceh Besar, terindikasi PMK, ini kasus pertama untuk kerbau, sebelumnya pada sapi,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Dinas Pertanian Aceh Besar Firdaus saat dihubungi dari Banda Aceh, Sabtu.

Dijelaskan Firdaus, dua ekor kerbau itu mengalami gejala yang menjurus pada PMK, seperti air liur terus menetes, kerusakan pada gigi, mulut dan kuku sehingga menyebabkan selera makan ternak menurun.

“Maka melalui gejala dan ciri-ciri ini kami menyimpulkan ternak ini terindikasi PMK. Kalau tidak segera ditangani maka bisa menyebabkan kematian,” katanya.

Baca juga: Dinas Peternakan Aceh catat 5.159 ternak terinfeksi wabah PMK

Baca juga: Pemkab Aceh Utara minta peternak karantina sapi terindikasi PMK


Saat ini, dua kerbau ini sudah dikarantina di satu tempat kawasan Indrapuri guna menghindari penyebaran ke ternak lain sekaligus memudahkan petugas untuk pemantauan.

Menurut Firdaus, penularan wabah ini sangat cepat dan masif. Dia mengajak masyarakat untuk waspada dan bekerjasama menjaga serta melakukan isolasi ternak agar terhindari dari wabah PMK.

Firdaus juga meminta peternak untuk terus melaporkan kepada petugas apabila mendapati ternak yang memiliki gejala ke arah infeksi PMK.

“Karena kalau sudah tertular maka dikhawatirkan kerugian akan lebih besar didapatkan oleh peternak kita di Aceh Besar,” katanya.

Hingga saat ini, kata Firdaus, sebanyak 246 ekor ternak di Aceh Besar yang terindikasi PMK, di antaranya 244 ekor sapi dan dua ekor kerbau. Sedangkan populasi sapi di Aceh Besar mencapai 81.276 ekor.

Di samping itu, kata dia, petugas Balai Veteriner (BVet) Medan, Sumatera Utara, juga telah mengambil sampel secara acak pada beberapa lokasi di Aceh Besar untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium guna mengetahui kepastian wabah PMK.

“Sampel sudah diambil langsung oleh BVet Medan, namun sampai saat ini kami belum mendapatkan hasil dari BVet,” katanya.*

Baca juga: Cegah PMK, Babel hentikan sementara pasokan ternak dari Jatim dan Aceh

Baca juga: Bebas PMK, Pemkab pastikan daging segar di Aceh Barat aman dikonsumsi

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022