"Konsumsi semen kita masih sekitar 160 kilogram per kapita per tahun, sementara negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya sudah diatas 200 kilogram per kapita per tahun," kata Sutjipto.
Surabaya (ANTARA News) - Konsumsi semen dalam negeri pada tahun 2006 diperkirakan mencapai 33 juta ton lebih atau meningkat sekitar 10 persen dibanding tahun sebelumnya yang sekitar 30 juta ton lebih. "Pertumbuhan semen nasional dalam beberapa tahun terakhir terus menunjukkan peningkatan. Ini tidak lepas dari makin membaiknya kondisi perekonomian saat ini," kata Direktur Utama PT Semen Gresik Tbk Ir Dwi Sutjipto saat silaturahmi dengan wartawan di Surabaya, Selasa. Didampingi Kepala Divisi Komunikasi PT Semen Gresik Syaifuddin Zuhri, ia menjelaskan kebutuhan semen dalam negeri itu masih mampu dipenuhi sejumlah produsen semen di tanah air. Hingga kini kapasitas produksi semen nasional mencapai sekitar 45 juta ton lebih, namun yang terealisasi sekitar 42 juta (90 persen). Produksi Semen Gresik Group (termasuk PT Semen Padang dan Semen Tonasa) sekitar 17 juta ton lebih. Dari jumlah konsumsi nasional yang mencapai 33 juta ton tersebut, Semen Gresik Group menguasai sekitar 45 persen pangsa pasar semen nasional. "Kami berharap iklim perekonomian yang bagus ini bisa terus bertahan bahkan meningkat. Pembangunan infrastruktur dalam menunjang kegiatan investasi juga akan terus meningkat dan itu berdampak pada produksi semen," katanya. Meski kebutuhan semen terus meningkat, namun dibanding negara-negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina, konsumsi semen per kapita penduduk masih rendah. "Konsumsi semen kita masih sekitar 160 kilogram per kapita per tahun, sementara negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya sudah diatas 200 kilogram per kapita per tahun," tambahnya. Untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan semen nasional beberapa tahun kedepan, manajemen Semen Gresik saat ini sedang merencanakan pembangunan pabrik baru dengan kapasitas sekitar 2,5 juta ton per tahun. Menurut Sutjipto, pihaknya masih menunggu hasil studi kelayakan yang dilakukan konsultan teknik terkait lokasi yang akan digunakan untuk membangun pabrik baru yang nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp3,5 triliun, sebagian dananya diambil dari internal perusahaan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006