London (ANTARA News) - Lebih dari 250 perempuan Inggris melancarkan tindakan hukum setelah lebih separuh dari mereka menghadapi masalah, yaitu bahan yang ditanamkan di payudara mereka dan dibuat oleh satu perusahaan Prancis pecah, kata seorang pengacara Rabu (21/12).

Semua perempuan tersebut termasuk di antara sebanyak 50.000 perempuan di Inggris yang telah melakukan cangkok payudara dengan bahan buatan Poly Implant Protehese (PIP) --yang sekarang bangkrut.

Para pejabat kesehatan di Prancis telah mengatakan pemerintah berencana menyarankan kepada 30.000 perempuan Prancis yang melakukan cangkok bahan PIP bahwa mungkin apa yang ditanam di payudara mereka harus diangkat, setelah delapan kasus kanker, terutama kanker payudara, dilaporkan.

Seorang pengacara yang mewakili lebih dari 250 perempuan di Inggris mengatakan proses hukum akan mulai dilakukan tahun depan, dan para penggugat akan mengajukan klaim terhadap klinik yang melakukan operasi untuk melakukan cangkok payudara tersebut.

"Lebih separuh perempuan ini telah mengalami bahan yang dicangkokkan pada payudara mereka robek dan kami juga mewakili perempuan lain yang khawatir dengan laporan mengenai banyak masalah dan khawatir bahan yang dicangkokkan pada mereka akhirnya juga bisa robek," kata pengacara Esyll Hughes kepada AFP.

"Kami telah mengeluarkan surat tuntutan pengadilan dan kami menduga peristiwanya berawal di Cardiff tahun depan," kata Hughes.

Dokumen yang pada Rabu (21/12) diperoleh AFP memperlihatkan puluhan ribu perempuan di lebih dari 65 negara, terutama di Amerika Serikat dan Eropa barat, menjalani operasi cangkok payudara oleh PIP, yang menghentikan perdagangan tahun lalu.

Pemerintah Eropa, Rabu, berusaha meredam kepanikan sehubungan dengan ketakutan itu, dan mengatakan tak ada bukti mengenai hubungan benda tersebut dengan kanker
(C003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011