Brebes (ANTARA News) - Sebanyak 55 warga korban puting beliung di Desa Bulusari, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, memilih bertahan di tempat pengungsian di gedung sekolah dasar setempat karena rumah mereka rusak diterjang angin kencang.

Kepala Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Brebes, Rais Khana, di Brebes, Senin, mengatakan bahwa sebagian pengungsi yang bertahan di tempat pengungsian merupakan warga yang rumahnya roboh dan rusak berat akibat tersapu angin puting beliung pada Minggu (25/12) sekitar pukul 15.15 WIB,

"Hingga sekarang sekitar 55 warga korban angin puting beliung masih bertahan di tempat pengungsian di Madrasah Ibtidaiyah Miftakhul Jannah, Desa Bulusari, sedangkan sebagian korban lainnya mengungsi ke kerabat dekat karena rumah mereka belum dapat tempati," katanya.

Puluhan pengungsi tersebut sejak Minggu (25/12) malam terpaksa tidur dan beristirahan di gedung Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdekat karena rumah mereka, terutama bangunan yang berbahan anyaman bambu dan kayu, roboh diterjang angin puting beliung.

Adapun warga yang rumahnya mengalami kerusakan ringan sudah mulai membersihkan dan merapikan perabot rumah.

Meskipun tidak ada korban luka atau jiwa, kata dia, sekitar setengah jam pascabencana tersebut, Palang Merah Indonesia (PMI) maupun tim pencari dan penyelamat (search and rescue/SAR) setempat langsung melakukan evakuasi para korban, kemudian mendirikan pos komando (posko) kesehatan dilengkapi dapur umum pengungsi.

Akibat bencana alam tersebut, ia mengemukakan, sekitar 52 rumah rusak berat dengan kerusakan sebagain atap rumah runtuh dan beberapa bagian tembok jebol, bahkan 20 rumah roboh tersapu angin kencang sedangkan 102 rumah rusak ringan karena hanya beberapa genting rumah pecah.

Puluhan personel TNI, Polri, SAR, serta masyarakat hingga saat ini bergotong royong membersihkan ratusan rumah warga yang porak-poranda, puluhan pohon yang tumbang dan menimpa rumah, serta mengevakuasi benda-benda berharga milik warga.

Rais mengatakan, puluhan pengungsi tersebut kemungkinan akan bertahan di tempat pengungsian hingga satu pekan ke depan karena proses perbaikan rumah yang roboh memakan waktu cukup lama, sedangkan rumah dengan kerusakan ringan mulai hari ini sudah dapat ditempati kembali.

"Saat ini petugas sedang melakukan pendataan rumah yang rusak berat, ringan, dan roboh untuk diajukan ke pemerintah daerah, diharapkan sekitar dua hari kedepan bantuan sudah turun sehingga perbaikan rumah roboh dapat dipercepat," katanya.

Ketua SAR Brebes, Ade Dhani Raharja, mengatakan bahwa tidak ada korban luka ataupun jiwa dalam kejadian tersebut karena seluruh warga yang berada di dalam rumah sempat keluar dan menyelamatkan diri saat angin kencang tiba-tiba muncul dan menerjang ratusan rumah warga.

Selain 180 rumah warga yang rusak, angin kencang tersebut juga merusak atap dan beberapa bagian tembok Gedung SD Bulusari 11, sebuah mushala, serta menumbangkan ratusan pohon,

Menurut dia, sebelum kejadian hujan turun lebat dan petir menyambar-nyambar, kemudian tiba-tiba angin kencang dari arah barat menghantam rumah warga di RT VII dan VIII, sehingga mengakibatkan ratusan atap rumah runtuh, bahkan atap yang menggunakan bahan seng lepas dan berterbangan sehingga para penghuni terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
(U.ANT-281/A030)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011