Rembang (ANTARA News) - Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, mencatat sebanyak tiga orang petani di daerah itu tewas tersambar petir selama November-Desember 2011.

Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Rembang, Suharso di Rembang, Senin mengatakan, korban sambaran petir itu tersebar di dua kecamatan, yakni Kota Rembang dan Kaliori.

"Dua kecamatan tersebut memang ditetapkan sebagai daerah rawan petir, dan kami sudah beberapa kali memberikan imbauan kewaspadaan kepada warga. Selain kedua kecamatan tersebut, Sarang juga termasuk dalam peta daerah rawan petir," kata dia.

Pihaknya mencatat bahwa selama musim hujan ini sudah ada tiga korban tewas tersambar petir, dua orang petani di Kecamatan Kaliori dan seorang petani di Kecamatan Kota Rembang.

"Ketiga korban sambaran petir itu masing-masing mengalami naas karena nekat berangkat ke sawah, meski hujan turun rintik-rintik disertai petir," ucapnya.

Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Rembang terakhir kali mencatat seorang petani bernama Siti Nuraeni (32), warga Desa Babadan, Kecamatan Kaliori, tewas tersambar petir ketika menyiangi tanaman padi bersama suaminya di sawah, Minggu (25/12) sore.

Sebelumnya, pada Minggu (6/11) seorang buruh tani di desa yang sama, Kasmi (48), juga tewas mengenaskan di sawahnya karena tersambar petir ketika sedang menanam padi. Petir juga menyambar hingga tewas, Ngatmin (57), seorang petani warga Dusun Rumbutmalang, Desa Kabongan Kidul, Kecamatan Kota Rembang pada Minggu (20/11).

Ketiga kecamatan rawan petir tersebut, kata Suharso, memiliki wilayah terbuka, sehingga pihaknya meminta masyarakat terutama petani dan nelayan di daerah itu waspada.

Apalagi, kata dia, gumpalan awan hitam pekat terjadi hampir setiap hari selama sepekan terakhir dan berpotensi petir juga angin kencang.

Suharso juga mengatakan bahwa masyarakat khususnya petani diminta untuk tidak mengambil risiko berada di lahan lapang saat terdengar suara petir.

"Kami berharap petani bisa menepi terlebih dahulu ke areal perumahan selama awal musim hujan yang sering disertai sambaran petir ini. Karena berdasarkan pengalaman terdahulu, korban petir biasanya tengah beraktivitas di areal terbuka," ujarnya.
(U.ANT-168/C004)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011