Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, melanjutkan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) untuk mengatasi masalah kekumuhan di 18 kecamatan di kota tersebut.

"Program Kotaku yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir akan dilanjutkan bahkan diupayakan lebih gencar pada 2022 ini," kata Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda di Palembang, Jumat.

Melalui Program Kotaku, dia berharap bisa menjadikan Ibu Kota Provinsi Sumsel ini sebagai kota yang indah, layak huni, dan nyaman.

Baca juga: Pemerintah jadikan penanganan kawasan kumuh di Solo percontohan

"Program Kotaku difokuskan menyasar 57 kawasan kumuh yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan," katanya.

Menurut dia, sebagian kawasan kumuh yang menjadi sasaran program itu telah dilakukan pembenahan dan penataan sejak beberapa tahun terakhir, sedangkan sebagian lainnya diusahakan bisa diselesaikan dalam satu atau dua tahun ke depan.

"Sesuai dengan kemampuan dana, untuk membenahi dan menata kawasan kumuh di Bumi Sriwijaya ini dilakukan secara bertahap serta dipilih kawasan yang prioritas atau yang perlu mendapat penanganan segera," katanya.

Baca juga: Desa di Indramayu jadi sasaran program Kotaku Kementerian PUPR

Pembenahan kawasan kumuh melalui Program Kotaku diharapkan dapat berjalan dengan baik sesuai rencana, dan diharapkan pula mendapat dukungan dana dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan pemerintah pusat.

Untuk melakukan pembenahan kawasan kumuh, kata dia, membutuhkan dana yang cukup besar atau bisa mencapai ratusan miliar rupiah yang tidak mungkin bisa dipenuhi dari APBD Kota Palembang yang jumlahnya terbatas.

Pihaknya juga berupaya melakukan pembenahan sanitasi perkotaan seperti pengelolaan air limbah sesuai dengan standar internasional.

Baca juga: Luas kawasan kumuh di Kendari berkurang 168 hektare

"Melalui upaya tersebut diharapkan Kota Palembang yang sering dijadikan tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan olahraga berskala internasional bisa semakin berkembang dan dilirik menjadi tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan," ujarnya.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022