Budaya riset vokasi harus terus didorong dan hasil riset tersebut dapat diluncurkan ke pasar
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto mendorong agar budaya riset vokasi terus dilanjutkan sehingga dapat mengurangi impor peralatan.

“Budaya riset vokasi harus terus didorong dan hasil riset tersebut dapat diluncurkan ke pasar,” katanya pada pengenalan produk "ship simulator" buatan dalam negeri secara daring di Jakarta, Jumat.

Ia memuji ship simulator karya pendidikan vokasi, yakni hasil kolaborasi antara SMK dan perguruan tinggi. Produk tersebut merupakan kolaborasi 30 SMK dan perguruan tinggi.

Produk simulasi kapal digital tersebut dikenalkan oleh Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV-BMTI).

Ia menambahkan hasil riset vokasi yang berhasil adalah riset yang menjadi produk dan dihilirkan ke masyarakat. Menurut dia, lanjut dia, ada yang salah dengan riset jika hanya sekadar dipamerkan.

“Jangan sekadar membuat produk yang hanya menjadi alat pemuas periset,”  kata WIkan Sakarinto.

Kepala BBPPMPV-BMTI, Supriyono, mengatakan pembangunan ship simulator berdasarkan peluang yang dibaca oleh pelajar vokasi, yakni kebutuhan transportasi kelautan di Indonesia sangat besar.

Ia berharap sekolah pelayaran atau program studi pelayaran di dalam negeri tidak lagi mengimpor ship simulator dari luar negeri, melainkan menggunakan ship simulator buatan anak bangsa.

“Produk ship simulator ini telah masuk dalam e-katalog nasional. Artinya, dapat dipesan instansi yang membutuhkan. Kami berharap produk ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pendidikan tetapi juga memenuhi kebutuhan industri,” katanya.

Selama ini, Indonesia mengimpor ship simulator dengan biaya yang dikeluarkan per produk sekitar Rp4 miliar hingga puluhan miliar, demikian Supriyono.

Baca juga: Kemendikbudristek: Riset program vokasi harus hasilkan produk nyata

Baca juga: Riset terapan vokasi sebagai solusi masalah industri

Baca juga: Kemristekdikti sebut baru 63 LPTK untuk cetak guru SMK berkualitas

Baca juga: Kemendikbudristek luncurkan program riset terapan dosen vokasi


Pewarta: Indriani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022