Jakarta (ANTARA News) - Perbaikan krisis Eropa yang belum ada arah positif masih menjadi katalis nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis sore.

Nilai tukar mata uang rupiah yang diperdagangkan antarbank di Jakarta Kamis sore ke posisi Rp9.120 atau turun 55 poin dibanding sebelumnya Rp9.065 per dolar AS.

"Sentimen negatif masih kuat dari eropa, penanganan krisis eropa belum ada arah yang positif," kata analis pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan, volume perdagangan di pasar spot juga terbilang minim sehigga memudahkan spekulan memainkan harga nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

"Tipisnya volume perdagangan menjelang penutupan tahun membuat pergerakan mudah berubah (volatile)," kata.

Sebelumnya, kata dia, rupiah sempat mendapat sentimen positif terhadap optimisme lelang obligasi Italia sebagai langkah awal perbaikan krisis di Eropa.

"Namun, penyerapan obligasi dari dana bank sentral eropa (ECB) dinilai pelaku pasar belum cukup signifikan dalam memperbaiki krisis utang di eropa, penyelesaian krisis kehilangan momentum," ujar dia.

Ia memperkirakan, mata uang rupiah hingga kuartal pertama 2012 masih akan bergerak dalam kisaran yang terbatas cenderung berada dalam area yang negatif.

"Dana-dana yang masuk ke dalam negeri (capital inflow) cukup banyak datang dari eropa, selama krisis disana belum dapat dipastikan maka rupiah rentan koreksi terhadap dolar AS," ucapnya.

Namun, lanjut dia, pondasi ekonomi dalam negeri yang kuat akan menahan pelemahan rupiah lebih dalam. Inflasi tahun depan juga akan rendah seiring dengan permintaan komoditas pangan yang stabil.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Kamis (29/12) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat ke posisi Rp9.160 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.165.
(T.KR-ZMF/B012)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011