"Orang lebih membutuhkan pendekatan-pendekatan yang lebih akademik, lebih bersifat intelektual, membutuhkan teknologi. Itu sudah meresonansi semuanya, dan kita sekarang sudah di atas 1.500 dolar Amerika Serikat (Rp13,5 juta kurs Rp9.000) sejajar dengan Brazil dan India," katanya dalam sidang paripurna penetapan APBD Sulsel 2012 di Makassar, Jumat malam.
Ia mengemukakan, jika pendapatan rakyat suatu negara dari 1.500-3.000 dollar AS, maka ekonomi suatu daerah atau negara tergolong sangat pesat seperti di China, Brazil dan India.
Dengan pendapatan perkapita Rp15 juta saat ini, lanjut dia, kondisi ekonomi masyarakat Sulsel makin sejahtera, bahkan kebutuhannya sudah beralih ke gaya hidup atau mencari merek.
"Ada hal signifikan yang terjadi di Sulsel, orang makin city life (kehidupan kota), cari status," ujarnya.
Syahrul mengemukakan, saat ini pertumbuhan ekonomi Sulsel tertinggi di Indonesia yakni 8,46 persen, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya di atas enam persen.
Selain itu, Ketua Asosiasi Gubernur se Indonesia ini juga menyampaikan catatan gubernur Bank Indonesia (BI) atas besarnya tabungan rakyat Sulsel yang mencapai Rp41,1 triliun di akhir 2011.
Jumlah ini jauh lebih besar dibanding jumlah simpanan masyarakat Sulsel di Bank pada 2010 yang masih di bawah Rp30 triliun.
"Sumbangan masyarakat per April Rp37 triliun, per Juli Rp39 triliun, pada posisi terakhir naik Rp41,1 triliun. Naik 21 persen dibandingkan tahun lalu di bawah 30 triliun," ucapnya dan menambahkan setiap 100 haru tabungan rakyat Sulsel bertambah Rp2 triliun.
Di sisi lain, kredit macet sangat rendah yakni di bawah tiga persen, termasuk di Kabupaten Selayar yang nol persen, Pangkep 1,8 persen, Bulukumba 2,6 persen.
"Ini hasil kerja kita semua, ini dari perbankan, bukan dari kita (Pemprov Sulsel). Dan kapan uang sudah mulai beredar, penggunaannya langsung besar," jelas Gubernur di depan anggota DPRD Sulsel.
(ANT-099/F003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
