Dharmasraya, (ANTARA News) - Limbah industri pengolahan kelapa sawit menjadi CPO milik PT Bina Pratama Sakato Jaya diduga telah mencemari Sungai Batang Pinggian, Nagari IV Koto Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumbar, menyebabkan warga diserang penyakit gatal-gatal setelah mandi di sungai itu. Wali Nagari IV Koto, Syafruddin di Pulau Punjung, Kamis (2/3) menyebutkan, pihaknya telah banyak mendapat keluhan masyarakat yang kena penyakit gatal-gatal setelah mandi di sungai tersebut. Menurut dia, diduga air sungai tersebut telah tercemar limbah dari pabrik CPO PT Bina Pratama Sakato Jaya yang berada di hulu sungai tersebut dalam wilayah Kabupaten Sawahlunto Sinjunjung. Di lapangan ditemui kondisi air sungai itu kini terlihat keruh dan berwarna kecoklatan yang diduga karena tercemar limbah pabrik CPO. Ia mengatakan, berbagai keluhan warga sudah disampaikan ke pihak kecamatan, namun belum dipastikan kandungan zat kimia yang telah mencemari sungai tersebut. Selain keperluan mandi, air sungai itu juga untuk mencuci bahkan dimanfaatkan sumber air minum oleh masyarakat, tambahnya. Karena vitalnya manfaatan air sungai tersebut bagi masyarakat, sehingga persoalan pencemaran disampaikan pula dalam rapat koordinasi antar kecamatan dan kepada pihak Dinas Kesehatan Dharmasraya untuk membantu penanganannya. Pihak Dinas Kesehatan lalu minta contoh sampel air sungai yang tercemar itu, namun karena terkendala dana pengambilan sampel belum bisa dilakukan sedangkan dampak yang ditimbulkannya telah dirasakan masyarakat. Sementara itu, Camat Pulau Punjung, Agus Akhirul membenarkan pihaknya telah banyak menerima keluhan masyarakat dan wali nagari terkait dugaan pencemaran sungai tersebut. Dari laporan yang masuk, langsung diterjunkan tim untuk melakukan penelitian ke lapangan, namun secara kasat mata tidak terlihat adanya ikan yang mati di sepanjang sungai. "Tim hanya menemukan perubahan air yang sedikit terdeteksi," tambahnya. Pencemaran ini diduga akibat pencemaran pabrik CPO pada musim hujan, dimana kolam-kolam penampung limbah meluap dan masuk ke sungai yang kemudian mengalir ke pemukiman masyarakat, ujarnya. Sementara itu, Kepala Pabrik CPO PT Bina Pratama Sakato Jaya Indra membantah pencemaran air sungai itu berasal dari limbah perusahaan tersebut. Perusahaan melakukan kontrol ketat terhadap limbah pabrik setiap bulan dan diyakini tidak ada yang mengalir ke sungai dan menyebabkan pencemaran, ujarnya. Penelitian dilakukan tim khusus lingkungan pabrik sehingga asumsi pencemaran sungai yang menyebabkan warga diserang penyakit gatal-gatal sulit dibuktikan, tambahnya. Berkaitan dengan kemungkinan melimpahnya limbah dari bak penampungan saat curah hujan tinggi, Indra menyatakan, dari pantauannya di lapangan tidak ada limbah pabrik tersebut yang melimpah saat hujan terjadi.(*)

Copyright © ANTARA 2006