Kami melihat risiko penurunan terhadap pertumbuhan AS, dan telah merekomendasikan opsi jual dolar/yen untuk mengekspresikan pandangan ini
Sydney/Milan (ANTARA) - Pasar saham dunia menguat pada perdagangan Senin, dan dolar terjepit di dekat posisi terendah lima minggu di tengah harapan kemungkinan perlambatan dalam pengetatan moneter AS setelah kenaikan suku bunga yang tajam pada Juni dan Juli.

Membantu meredakan sentimen negatif adalah berita bahwa otoritas Shanghai akan membatalkan banyak pembatasan pada bisnis yang memulai kembali operasi mereka pada Rabu (1/6), mengurangi penguncian di seluruh kota yang dimulai dua bulan lalu.

Indeks acuan MSCI untuk saham global naik 0,6 persen ke level tertinggi dalam lebih dari empat minggu pada pukul 07.45 GMT, didorong oleh pembukaan positif di Eropa dan kenaikan kuat di Asia. Indeks naik 0,4 persen sejauh bulan ini.

Indeks acuan ekuitas pan-Eropa STOXX 600 terangkat 0,7 persen, sementara Nikkei Jepang bertambah 2,2 persen dan saham-saham unggulan China menguat 0,7 persen..

Meskipun Wall Street akan ditutup untuk Memorial Day, indeks berjangka AS diperdagangkan. Indeks berjangka S&P 500 naik 0,9 persen, setelah reli 6,6 persen minggu lalu dalam performa terbaik mereka sepanjang tahun ini, sementara indeks berjanga Nasdaq menambahkan 1,3 persen.

Investor telah menangkap petunjuk bahwa Federal Reserve, setelah menaikkan suku bunga secara agresif selama dua bulan ke depan, mungkin akan memperlambat pengetatannya.

"Pembicaraan tentang jeda dalam siklus kenaikan suku bunga Fed melakukan keajaiban untuk segala hal mulai dari ekuitas hingga obligasi dan - sayangnya - juga komoditas," kata analis AFS Group Arne Petimezas di Amsterdam.

"Selama beberapa minggu terakhir sekitar 50 basis poin telah dipotong dari perkiraan suku bunga Fed. Dapat diprediksi, perkiraan Fed menunjukkan Fed akan menggeser gigi lebih rendah setelah retret Jackson Hole tahunan pada Agustus," tambahnya dalam sebuah catatan.

Peluang Fed yang kurang hawkish sudah cukup untuk melihat obligasi pemerintah rebound, dengan imbal hasil obligasi AS 10-tahun sedikit di atas level terendah enam minggu di 2,743 persen. Itu turun dari puncak 3,203 persen pada 9 Mei.

Suasana pasar yang lebih stabil telah melihat mata uang safe-haven dan yen menurun, sementara euro didorong oleh komentar hawkish dari pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) yang telah menandai kenaikan suku bunga pada awal Juli.

"Data ekonomi AS tampaknya melambat, pejabat ECB memperdebatkan kenaikan suku bunga awal yang lebih cepat, dan perbedaan suku bunga di muka telah mulai menguntungkan euro," kata analis Goldman Sachs Zach Pandl.

"Perlambatan tajam dalam ekonomi AS - jika tidak diimbangi dengan kelemahan serupa di Eropa - dapat menghasilkan rebound euro yang berarti, meskipun kebalikannya juga benar jika data AS bertahan lebih baik dari yang diharapkan," tambah Pandl. "Kami melihat risiko penurunan terhadap pertumbuhan AS, dan telah merekomendasikan opsi jual dolar/yen untuk mengekspresikan pandangan ini."

Itu menggarisbawahi pentingnya data utama AS minggu ini, yang mencakup survei manufaktur ISM pada Rabu (1/6/2022) dan laporan penggajian Mei pada Jumat (3/6).

Angka penggajian diperkirakan akan naik menjadi 320.000 yang solid, meskipun itu akan turun dari April, dengan pengangguran di 3,5 persen.

Euro naik ke tertinggi lima minggu dan terakhir naik 0,2 persen pada 1,0750 dolar AS, setelah naik 1,6 persen minggu lalu. Indeks dolar jatuh ke level terendah baru lima minggu di 101,38 dan terakhir turun 0,2 persen pada 101,50, setelah turun 1,3 persen minggu lalu.

Yuan di luar negeri naik 0,85 persen setelah mencapai tertinggi satu minggu di 6,6548 per dolar.

Mundurnya dolar membantu emas dari posisi terendah baru-baru ini, mengirim logam mulia ini naik 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 1.862 dolar AS per ounce.

Harga minyak telah didukung oleh ekspektasi untuk permintaan yang lebih kuat karena musim mengemudi AS sedang berlangsung, dan ketika negara-negara Uni Eropa bernegosiasi tentang apakah akan memberlakukan larangan langsung terhadap minyak mentah Rusia.

Uni Eropa pada Minggu (29/5) gagal untuk menyetujui embargo minyak Rusia, tetapi para diplomat masih akan mencoba untuk membuat kemajuan menjelang pertemuan puncak Senin-Selasa.

Minyak mentah Brent naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 119,90 dolar AS per barel, sementara minyak mentah AS naik 0,6 persen menjadi diperdagangkan di 115,72 dolar AS per barel.

Baca juga: Pasar saham global menuju kenaikan mingguan pertama dalam 8 pekan

Baca juga: Saham Asia melambung setelah China pangkas suku bunga pinjaman

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022