Pendataan DAS dilakukan untuk mengetahui siapa oknum masyarakat terutama perusahaan perkebunan yang melakukan aktivitas penanaman tanaman sawit di sepanjang bibir DAS.
Mukomuko, Bengkulu (ANTARA News) - Pendataan daerah aliran sungai (DAS) yang rusak di daerah Kabupaten Mukomuko direncanakan akan didata oleh pemerintah daerah Kabupaten Mukomuko

Kepala Bidang Kehutanan - Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Jasmin Sinaga dalam wawancara dengan Antaranews menyatakan, "Pendataan DAS rencananya akan dilakukan tahun ini, dananya dari pos pengamanan hutan di bidang kehutanan sebesar Rp245 juta."

Ia mengatakan, sampai saat ini bidang kehutanan setempat belum memiliki data akurat tentang kerusakan DAS, termasuk siapa pelaku yang melakukan pengerusakan DAS, mengingat selama ini tidak ada pendataan yang dilakukan langsung oleh bidang ini.

"Pendataan DAS dilakukan untuk mengetahui siapa oknum masyarakat terutama perusahaan perkebunan yang melakukan aktivitas penanaman tanaman sawit di sepanjang bibir DAS," lanjutnya.

Setelah diketahui siapa palakunya, maka pihaknya akan memberikan surat teguran agar menghentikan aktivitas sepanjang DAS, jika tidak teguran tidak didengarkan, baru dilakukan tindakan tegas.

Bagi oknum masyarakat yang ketahuan melakukan pengrusakan sepanjang DAS, hanya diberikan imbauan untuk segera melakukan penghijauan kembali sepanjang DAS yang telah dirusaknya.

Sementara itu hasil observasi dan pemetaan lembaha swadaya masyarakat komunitas masyarakat peduli alam sekitar (LSM Kompast) menemukan sepanjang DAS Selagan telah ditanami sawit.

"Kami perkirakan panjang DAS yang rusak karena telah ditanami sawit di sepanjang bibir sungai Selagan itu sekitar 12 kilometer," kata Dewan Pendiri LSM Kompast Juni Kurnia Diana.

Ia mengambarkan, salah satu dampak dari kerusakan DAS Selagan itu berubahnya warga air dari jernih keruh dan selanjutnya air tersebut dikonsumsi oleh masyarakat terutama pelanggan perusahaan daerah air minum (PDAM).

"Mulai dari muara sungai Selagan hingga sungai Betung, Renggas, dan Air hitam, kondisinya airnya sangat memprihatinkan," ujarnya menjelaskan.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012