Koperasi yang akan dibentuk itu nantinya menjadi sarana penghubung antara petani dengan perusahaan, karena jika menjual secara individu pihak perusahaan tidak akan menerima sehingga diharuskan membentuk koperasi.
Koba, Bangka Tengah (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung mengimbau masyarakat membentuk koperasi petani kelapa sawit untuk mempermudah menjual langsung ke pabrik pengolahan sehingga harganya tidak dipermainkan para pembeli pengumpul (tengkulak) di daerahnya masing-masing.

"Selama ini masyarakat menjualnya kepada tengkulak dengan harga terserah mereka menentukannya, sehingga diminta agar mereka segera membentuk koperasi untuk kebaikan bersama," ujar Kabid Perkebunan Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Tengah, Haruldi, di Koba, Selasa.

Menurut dia, dinas terkait akan berupaya memfasilitasi koperasi dengan pemilik pabrik pengolahan kelapa sawit seperti PT SNS dan lainnya agar bisa menjual langsung tandan buah segar kelapa sawit anggotanya kepada perusahaan tersebut tanpa melalui tengkulak.

"Koperasi yang akan dibentuk itu nantinya menjadi sarana penghubung antara petani dengan perusahaan, karena jika menjual secara individu pihak perusahaan tidak akan menerima sehingga diharuskan membentuk koperasi," ujarnya.

Menurut dia, saat ini harga tandan kelapa sawit di tingkat petani telah menyentuh harga di bawah Rp1.000 per kilogram, sehingga kebanyakan mereka mulai lesu karena biaya perawatan dan pemeliharaannya lebih besar dibandingkan penghasilannya.

Selain itu, menurut dia, mahalnya harga pupuk, pestisida dan herbisida saat ini juga mempengaruhi semangat masyarakat untuk merawat perkebunan mereka jika harga TBS tidak segera normal seperti sebelumnya.

Sementara harga TBS yang dihasilkan tanaman tahun ketiga menghasilka di pabrik pada akhir Desember 2011 Rp1.063 per kilogram jauh lebih tinggi dibandingkan harga di tingkat tengkulak karena mereka juga menginginkan keuntungan dari usaha jual beli TBS.

"Masalah penentuan harga TBS kami dari dinas tidak bisa berbuat apa-apa karena kebijakannya berada pada tim penentu harga TBS Prvonsi Babel yang terdiri dari pengusaha perkebunan kelapa sawit dan lembaga perkebunan lainnya," ujarnya.

Menurut dia, kendala lain yang menyebabkan murahnya harga TBS karena faktor lama menginap, karena tengkulak tidak akan langsung mengantarkannya ke pabrik apabila kapasitas muatan mobil cukup sehingga harus menunggu berhari-hari di dalam mobil.

"Padahal persyaratan idealnya TBS hanya boleh menginap satu kali 24 jam dari pemanenan setelah itu TBS harus dijual ke pabrik, karena mempengaruhi kualitas CPO yang terkandung di dalamnya," ujarnya.

Ia mengatakan, perkebunan khususnya kelapa sawit merupakan salah satu sektor program unggulan Pemkab Bangka Tengah dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat untuk menyukseskan program pembangunan di daerah itu.

"Upaya itu dapat tercapai salah satunya melalui pembentukan koperasi perkebunan kelapa sawit sebagai upaya menghindari dari adanya permainan harga di tingkat tengkulak sehingga petani yang dirugikan," ujarnya.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012