Pati (ANTARA News) - Banjir bandang melanda lima desa di Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis, mengakibatkan ratusan rumah warga terendam air.

Lima desa tersebut yakni Sumbersari, Slungkep, Kayen, Srikaton, dan Trimulyo.

Sebelum banjir bandang, turun hujan selama lebih dari satu jam turun di kawasan setempat.

Camat Kayen Sudiharso mengatakan, banjir bandang terjadi sejak pukul 17.00 WIB karena meluapnya air Sungai Mangin Kanan dan Kiri.

Alur sungai itu tidak mampu menampung aliran air dari kawasan Pegunungan Kendeng.

Ia memperkirakan, kondisi Pegunungan Kendeng yang agak gundul turut menyebabkan banjir bandang di lima desa setempat.

"Karena daya tangkap air hujan kurang maksimal, sehingga Sungai Mangin Kanan dan Kiri tidak mampu menampung, karena sejak beberapa tahun terakhir mengalami penyempitan dan sedimentasi," katanya.

Namun, katanya, masih beruntung karena Sungai Mangin Kanan sudah dinormalisasi sehingga daya tampung airnya semakin besar dibandingkan dengan sebelumnya.

"Sehingga jumlah rumah penduduk yang tergenang banjir semakin berkurang dibanding sebelumnya," katanya.

Ketinggian genangan air di masing-masing rumah penduduk bervariasi.

"Tergantung dengan ketinggian fondasi rumah maupun dataran, sedangkan rumah rusak dipastikan tidak ada," ujarnya.

Jumlah rumah penduduk yang tersebar di lima desa tersebut, diperkirakan mencapai 1.447 unit, sedangkan yang tergenang mencapai ratusan rumah dengan ketinggian bervariasi.

"Kami khawatir, ketika hujan terjadi lebih dari dua jam karena potensi banjir di kawasan sekitar cukup besar. Bahkan, kelima desa tersebut sudah sering dilanda banjir bandang," ujarnya.

Untuk meminimalkan dampak banjir bandang, katanya, warga diajak menanam pohon di kawasan Pegunungan Kendeng. Pepohonan itu bermanfaat sebagai daya tangkap air hujan.

Sebelumnya, warga juga menanam pohon mahoni dan jati di kawasan Pegunungan Kendeng.

"Kegiatan penanaman pohon akan kami galakkan, mengingat warga sekitar juga mulai sadar, bahwa menjaga kelestarian hutan dan lingkungan sekitar sangat penting," ujarnya.

Warga di beberapa desa di Kecamatan Kayen juga digerakkan untuk membersihkan selokan dan saluran air dari sedimen agar tidak menimbulkan banjir ketika turun hujan.

Hingga pukul 18.30 WIB, genangan air mulai surut, meskipun masih ada beberapa jalan desa dan jalan raya yang tergenang banjir dengan ketinggian 25 centimeter. Beberapa pengemudi kendaraan enggan melintas di jalan-jalan itu karena khawatir mogok.

Salah seorang warga yang melintas di Jalan Pati-Kayen, Andre (27), mengatakan, ketinggian genangan di jalan mencapai lutut orang dewasa sehingga pengendara kendaraan harus ekstra hati-hati.

"Beruntung, sepeda motor yang saya tumpangi tidak mogok," ujarnya.
(U.KR-AN/M029)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012