Ketika angka peserta sudah melewati 1.000-an, terpaksa panitia muktamar menutup pendaftaran. Mereka khawatir sarana dan prasarana hotel tidak menampung semakin besarnya jumlah peserta.
Las Vegas (ANTARA News) - Setiap orang yang mendengar kata Las Vegas, memorinya akan tertuju pada dua kata, "Kota Judi". Atau, oleh kalangan penduduk bumi sering disebut sebagai "The Sin City".

Namun, menjelang tutup tahun 2011, komunitas muslim Indonesia dan Malaysia di Amerika Utara dan Kanada menggelar muktamar di Las Vegas. Kota berpenduduk sekitar 580 ribu jiwa ini merupakan kota terfavorit ke-28 di negara Paman Sam.

Bisa dikatakan, muktamar kali ini sangat fenomenal karena jumlah pesertanya mencapai 1.000-an orang. Muktamar yang diselenggarakan oleh Indonesian Muslim Society in America (IMSA) setiap tahun pada tanggal 23 s.d. 27 Desember ini menjadi ajang berkumpulnya kaum muslim Indonesia dan Malaysia.

Sekitar seribu muslim dari penjuru Amerika dan Kanada berdatangan menuju satu titik di negara bagian yang disebut Las Vegas. Kota yang berdiri pada tahun 1905 ini merupakan kota yang mempunyai keindahan gemerlap lampu pada malam hari. Sepanjang Jalan Fremont Street akan kita temukan gemerlap lampu di kanan-kiri.

Muktamar yang diselenggarakan di "Kota Judi" itu mendatangkan pembicara terkenal dari Indonesia, yaitu ustaz Habibburrahman El Shirazy--lebih dikenal dengan panggilan Kang Abik. Beliau seorang penulis novel dan sutradara terkenal dengan karya-karyanya: "Ayat-Ayat Cinta", "Ketika Cinta Bertasbih", dan "Di Atas Sajadah Cinta".

Penulis yang tinggal di Kota Salatiga, Jawa Tengah, itu menjadikan daya 'magnit' yang luar biasa bagi para peserta muktamar. Ustaz dengan keahlian di bidang sastra ini membuat semakin semarak acara tersebut.

Muktamar IMSA yang berlangsung di Hotel Renaissance ini juga mendatangkan pembicara lokal yang cukup terkenal, seperti ustaz Syamsi Ali dan ustaz Mohamad Joban.

Ustaz Syamsi Ali yang merupakan Imam Masjid Jamaica dan Al-Hikmah di New York, dan ustaz Joban yang merupakan Imam Masjid Ar-Rahmah, Washington, juga menjadi maskot daya tarik tersendiri. Mereka adalah ustaz dan tokoh dunia asli Indonesia yang meramaikan dakwah Islam di Amerika dan Kanada.

Kalau tahun-tahun sebelumnya jumlah peserta muktamar 600-an s.d. 700-an orang, pada tahun 2011 jumlah peserta merangkak mendekati angka seribu lebih. Angka ini menjadikan muktamar dengan jumlah peserta terbanyak.

Ketika angka peserta sudah melewati 1.000-an, terpaksa panitia muktamar menutup pendaftaran. Mereka khawatir sarana dan prasarana hotel tidak menampung semakin besarnya jumlah peserta.

Muktamar tiga hari yang dibuka secara resmi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Dr. Dino Patti Djalal pada hari Sabtu (24/12) ini dihadiri juga oleh Atase Pertanian dan Atase Pendidikan KBRI serta perwakilan Duta Besar Malaysia untuk Amerika.

Muktamar kali ini diramaikan juga oleh pembicara putra-putra bangsa Indonesia yang berprestasi dan berkiprah di Amerika. Bidang Biotek diwakili oleh Dr. Muhammad Arief Budiman, bidang Security IT oleh Rudi Himawan, M.Eng., bidang kedokteran dan kesehatan oleh Dr. Hadi Asmara.

*Penulis buku dan pelaku IT yang tinggal di San Francisco, California.

Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2012