Jakarta (ANTARA News) - Kader PDI Perjuangan di DPR, Dewi Aryani, menyuarakan semangat dan sikap bergotong royong dalam mengatasi bencana banjir dan longsor yang terjadi di berbagai daerah akhir-akhir ini. Gempa bumi, tanah longsor, dan banjir kerap terjadi di Tanah Air belakangan ini.

Bencana alam juga terjadi di Daerah Pemilihan 9 Jawa Tengah, dari mana Aryani dipilih. Daerah itu meliputi Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Tegal. Di banyak lokasi kawasan-kawasan itu terkena musibah banjir hingga setinggi dada orang dewasa.

Bahkan tidak hanya pemukiman penduduk, gedung-gedung sekolah juga terendam air dan menghancurkan sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar.

Secara khusus dia mengajak seluruh komponen masyarakat bergotong-royong mengatasi bencana, dan mendesak pemerintah turun ke lokasi bencana, mendata kerusakan yang terjadi. Pemerintah juga segera menurunkan anggaran untuk rehabilitasi dan pemulihan yang diperlukan.

Aryani yang anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, mengatakan, "Meluasnya wilayah bencana di negara ini tidak terlepas dari carut-marutnya tatanan kebijakan pemerintah yang terintegrasi antara kementerian. Sehingga fokus pengembangan wilayah tidak ditata sedemikian rupa dan terkesan mengabaikan faktor lingkungan hidup."

Banyak peruntukan wilayah yg tidak sesuai dengan kondisi alam geografisnya. Yang dia katakan, perumahan dibangun di sekitar rawa, atau pabrik-pabrik dan wilayah industri justru dekat dengan pemukiman penduduk.

"Sudah salah kaprah memang. Tapi pembenahan masih bisa dilakukan jika pemerintah memang mau dan niat. Reformasi birokrasi harus konkrit dan benar-benar meletakkan tugas kewajiban birokrasi sebagai pelayan rakyat," katanya.

Sejak beberapa hari terakhir ini dia berkeliling di daerah pemilihannya, mengunjungi wilayah-wilayah banjir sekaligus menyerahkan kembali berbagai macam bantuan, di antaranya mie instan, pun obat-obatan. Juga dia salurkan buku-buku pelajaran bagi para pelajar di sana.  (ANT)

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012