Madiun (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 telah menyiapkan dana sebesar Rp90 miliar lebih untuk menangani dan mengantisipasi bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah di wilayah setempat.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Rasiyo, Senin, mengatakan dana tersebut berasal dari pos tak terduga APBD Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 dan siap digunakan jika sewaktu-waktu terjadi keadaan terburuk.

"Dana tersebut akan digunakan untuk bantuan-bantuan dan proses evakuasi warga bila terjadi bencana alam di sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Rasiyo, seusai rapat di gedung Bakorwil Madiun.

Rasiyo berada di Kota Madiun dalam rangka menghadiri rapat pengamanan dengan Pangdam V Brawijaya jelang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kabupaten Pacitan pada 13-14 Januari mendatang.

Menurut dia, penyediaan dana tanggap bencana sangat penting dilakukan karena seluruh wilayah kota dan kabupaten di Jawa Timur tergolong rawan terjadi bencana alam. Terlebih saat curah hujan tinggi seperti saat ini.

Seperti status siaga yang ditetapkan oleh Pemprov Jatim pada awal bulan Januari 2012 saat menghadapi ancaman banjir di sepanjang aliran Bengawan Solo yang meliputi wilayah Kabupaten Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik.

Demikian juga dengan status Gunung Ijen yang berada di perbatasan Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo, yang terus dilakukan pemantauan oleh pihak terkait.

"Meski pemprov telah menyediakan dana tanggap bencana, kami berharap kepada masing-masing pemerintah daerah untuk berperan, paling tidak dapat mengantisipasi bencana yang terjadi di daerahnya masing-masing," kata Rasiyo.

Pihaknya juga mengimbau masing-masing kota dan kabupaten untuk memiliki badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) dan menganggarkan sejumlah dana di tahun 2012 untuk mengatasi bencana alam yang mungkin saja terjadi.

Selain itu, pihaknya juga meminta kepada masyarakat Jawa Timur untuk waspada saat hujan deras dan angin kencang melanda. Terlebih masyarakat yang tinggal di tempat rawan bencana seperti pegunungan yang rawan longsor, daerah bantaran sungai yang rawan dengan banjir, dan laut yang rawan dengan gelombang tinggi dan lainnya. (KR-SAS)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012