Medan (ANTARA News) - Pengurus Pusat (PP) Paguyuban Keluarga Besar Pujakesuma dan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Aceh sepakat Sumatera Utara mengecam aksi penembakan terhadap etnis Jawa di sejumlah daerah di Provinsi Aceh.

"Mendesak Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Aceh untuk secepatnya mengambil langkah tegas menghentikan serta mengungkap aksi penembakan tersebut," kata Ketua Harian PP Paguyuban Keluarga Besar Pujakesuma H Joko Susilo dan Ketua Umum DPP Aceh Sepakat Sumatera Utara Haji Fauji Hasballah dalam peryataan bersama di Medan, Selasa.

Bahwa aksi penembakan beruntun warga Jawa di Aceh, bukan bentuk kebencian etnis Aceh terhadap etnis Jawa, melainkan ulah kelompok tertentu yang dilakukan secara sistematis dengan menimbulkan keresahan dan kebencian antaretnis, khususnya antara etnis Aceh dan etnis Jawa.

Selain itu, kami meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh aksi penembakan terhadap etnis Jawa di Aceh, mau pun kekerasan dalam bentuk apa pun dan terhadap etnis mana pun, dalam kerangka menjaga keharmonisan kehidupan antaretnis dan keutuhan NKRI.

Mengingat, keharmonisan antaretnis di Nusantara telah terjalin sejak dahulu kala.

Kepada seluruh warga Paguyuban Keluarga Besar Pujakesuma dan Keluarga Besar Aceh Sepakat di mana pun berada, untuk tetap memelihara hubungan silaturahim dengan semua etnis, saling tolong menolong, melindungi, bekerja sama dan memberi bantuan, baik moril mau pun materil kepada korban kekerasan.

"Kami mendesak kepada semua pihak yang kini bermukim di Aceh mau pun yang memiliki hubungan erat dengan perikehidupan di Aceh untuk bertanggung jawab menciptakan kondusivitas di Aceh tanpa melihat kepentingan politik apa pun," kata Joko Susilo.

Kemudian, Fauji Hasballah mengajak semua masyarakat Aceh dan masyarakat Jawa yang ada di Aceh mau pun di luar Aceh untuk bersama-sama menggalang persatuan dan ke Bhinekaan dan mempererat tali persaudaraan agar kita tidak mudah dipecah belah oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan perdamaian di Aceh berjalan dengan baik dan merusak hubungan persaudaraan antara etnis Aceh dan etnis Jawa, serta etnis lainnya.

"Bahwa hubungan silaturahim etnis Jawa dan etnis Aceh sudah terjalin secara harmonis oleh para leluhur sejak dahulu kala, baik melalui hubungan budaya, sosial kemasyarakatan dan perekonomian, juga perkawinan antarkedua etnis.Hingga saat ini, hubungan silaturahim antaretnis Jawa dan etnis Aceh tetap berjalan harmonis dan damai," kata Fauji Hasballah.

Peryataan bersama dan sikap ini dibuat sebagai bentuk dukungan atas perdamaian dan ikatan persaudaraan di Aceh mau pun di luar Aceh.

Pernyataan sikap ini juga ditanda tangani Ketua Harian dan Sekretaris Jenderal PP Paguyuban Keluarga Besar Pujakesuma, H Joko Susilo dan Choking Susilo Sakeh, Ketua Umum dan Sekretarus DPP Aceh Sepakt Sumatera Utara, Haji Fauzi Hasballah dan H Suardy Jusuf, Ketua Majelis Pembina Pujaksesuma Haji kasim Siyo, Dewan Musapat Aceh Sepakat Prof Dr Ir Haji Bustami Syam dan lainnya.

Sementara itu, kekerasan bersenjata di Aceh dalam beberapa pekan terakhir telah menyebabkan enam orang tewas ditembak orang tak dikenal, masing-masing tiga pekerja penggali kabel Telkom di Bireuen, seorang pelayan toko mainan di Kota Banda Aceh.

Selanjutnya seorang di Kecamatan Langkahan Kabupaten Aceh Utara dan satu pekerja bangunan (buruh) rumah toko di Simpang Aneuk Galong Sibreh, Kabupaten Aceh Besar.

Sementara korban luka tembak dalam kasus kekerasan bersenjata 10 hari terakhir itu tercatat sepuluh orang. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012