Rata-rata petani yang menggunakan pupuk urea produksi terbaru daun kangkungnya rusak.
Palu (ANTARA News) - Puluhan petani kangkung di Palu, Sulawesi Tengah, pada musim panen kali ini merugi karena mengalami gagal panen.

Maria, seorang petani kangkung di bilangan Jln Malaya, Kecamatan Palu Selatan, Kamis, mengatakan rata-rata petani di wilayah itu gagal panen sebab daun kangkung hangus dan keriting.

Ia mengatakan pada panen sebelumnya hasilnya cukup mengembirakan.

"Tapi kali ini panen sangat mengecewakan," katanya.

Hal senada juga disampaikan Luther dan Jhony, petani kangkung di Kelurahan Birobuli, Palu Selatan. Keduanya mengaku panen sekarang ini terbilang tidak berhasil karena kebanyakan daun kangkung rusak.

Kemungkinan besar, kata mereka, dampak dari penggunaan pupuk urea baru yang telah berubah warnanya.

"Rata-rata petani yang menggunakan pupuk urea produksi terbaru daun kangkungnya rusak," kata Luther yang mengaku selama puluhan tahun menggantungkan hidupnya pada hasil kebun kangkung.

Seluruh hasil panen petani dijual ke pasar-pasar yang ada di Kota Palu, dan sebagian lagi kepada pedagang sayur keliling. Pedagang sayur keliling biasanya datang membeli langsung ke petani.

Harga sayur kangkung dijual petani kepada pedagang Rp2.000,00 per tiga ikat. Sementara pedagang menjual kepada konsumen Rp1.000,00 per ikat. (BK03)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012