Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Nasional Disabilitas Dante Rigmalia mengatakan pemenuhan hak perempuan penyandang disabilitas harus dilihat sebagai bagian integral dari pembangunan yang adil, setara dan tidak diskriminatif.

Menurut Dante dalam acara Parallel Session Inclusive Economic Growth to Build Resilience: Rural Women and Women with Disability pada W20 4th Plenary Event, yang diikuti di Jakarta, Rabu, pemenuhan bagi penyandang disabilitas tidak bisa dipandang sebagai kebutuhan atau bagian pembangunan yang terpisah.

"Jadi kesadaran bahwa perempuan penyandang disabilitas adalah perempuan yang setara, perempuan sebagai warga negara dan dengan pendorong inklusi yang akan kesadaran, aksesibilitas,keterlibatan dan dukungan bagi penyandang disabilitas baik di wilayah perkotaan sampai di wilayah pedesaan, bahkan sampai di wilayah terluar terpencil, dan tertinggal maka ini akan bisa terdukung," ujar Dante.

Di sisi lain, ketika berfokus kepada penyandang disabilitas tetapi mengabaikan sumber yang menjadi akar permasalahan seperti kemiskinan, letak geografis, aksesibilitas, kondisi perempuan disabilitas yang menjadi orangtua, dan perempuan disabilitas yang datang dari kelompok minoritas secara etnis dan kepercayaan, akan membuat permasalahan tidak tertuntaskan.

"Abai terhadap semua yang saya sampaikan barusan, tentu ini akan bersifat kumulatif dan akan membuat permasalahan itu disabilitas tidak terselesaikan," kata dia.

Baca juga: Komnas Disabilitas: Perempuan disabilitas alami diskriminasi berlapis

Menurut Dante, dukungan yang diberikan haruslah interseksionalitas, yang berarti ketika seseorang dapat bekerja simultan untuk haknya sendiri dan hak orang lain. Sehingga sewaktu perempuan berbicara tentang haknya, maka dia harus berbicara tentang hak perempuan dengan disabilitas.

"Disabilitas itu berinteraksi atau bersentuhan dengan aspek-aspek lain, sehingga sensitivitas terhadap penyandang disabilitas juga itu mutlak harus ada di kita semua," kata Dante.

Menurutnya, untuk bisa dilakukan adalah pendataan yang akurat dan terpercaya mengenai jumlah penyandang disabilitas, data ini mempengaruhi layanan pelayanan kesehatan, layanan sosial, pekerjaan yang pada akhirnya akan memangkas pasar menghilangkan eksploitasi terhadap penyandang disabilitas.

"Perempuan disabilitas adalah perempuan yang memiliki potensi kebutuhan minat dan cita-cita yang sama seperti perempuan lainnya," ujar Dante.

Dia mengatakan saat ini Komisi Nasional Disabilitas memiliki tiga perempuan yang menjadi pimpinannya. Sehingga menurutnya, komisi nasional disabilitas ini merupakan dukungan yang tepat bagi perempuan aksesibilitas yang bisa ramah terhadap mereka, memampukan mereka untuk bisa berkontribusi kepada negara dengan kualifikasi dan kualitas yang dimiliki.

Baca juga: Komnas dorong pendataan penyandang disabilitas yang akurat

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022