Singapura (ANTARA) - Harga minyak menghapus kenaikan awal di perdagangan Asia pada Kamis sore, setelah beberapa bagian Shanghai memberlakukan tindakan penguncian COVID-19 baru, melebihi berita tentang ekspor China yang lebih kuat dari perkiraan pada Mei.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus turun 15 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 123,43 dolar AS per barel pada pukul 06.30 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk Juli berada di 121,91 dolar AS per barel, turun 20 sen atau 0,2 persen.

Kedua kontrak acuan minyak ditutup di level tertinggi sejak 8 Maret pada Rabu (8/6/2022) level yang sama terlihat pada tahun 2008.

Ekspor China pada Mei melonjak 16,9 persen dari tahun sebelumnya karena pelonggaran pembatasan COVID memungkinkan beberapa pabrik untuk memulai kembali beroperasi, pertumbuhan tercepat sejak Januari tahun ini dan lebih dari dua kali lipat ekspektasi para analis.

Tetapi sementara angka perdagangan China optimis, mereka gagal mengangkat harga minyak untuk waktu yang lama.

"Yang jauh lebih penting adalah berita bahwa sebuah distrik Shanghai telah dikunci hari ini, menghidupkan kembali kekhawatiran akan kelemahan China lainnya karena kebijakan nol-covid-nya. Itu membatasi keuntungan apa pun di Asia hari ini," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior OANDA untuk Asia Pasifik.

Beberapa bagian Shanghai mulai memberlakukan pembatasan penguncian baru pada Kamis, dengan penduduk distrik Minhang yang luas diperintahkan untuk tinggal di rumah selama dua hari dalam upaya untuk mengendalikan risiko penularan COVID.

"Kinerja ekspor sangat mengesankan dalam konteks penguncian beberapa kota di negara itu pada bulan ini," Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management, mengatakan dalam sebuah catatan Kamis.

"Tetap saja, lingkaran umpan balik negatif yang tampak adalah ada lebih sedikit insentif bagi pihak berwenang untuk segera menjauh dari 'nol COVID'," kata Innes, menambahkan bahwa ini sedikit menggerogoti pasar minyak.

Sementara itu, puncak permintaan bensin musim panas di Amerika Serikat terus memberikan dasar untuk harga.

AS mencatat rekor penurunan cadangan minyak mentah strategis bahkan ketika stok komersial naik minggu lalu, data dari Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan pada Rabu (8/6/2022).

Stok bensin AS secara tak terduga juga turun, menunjukkan ketahanan permintaan bahan bakar kendaraan bermotor selama puncak musim panas meskipun harga di SPBU sangat tinggi.

"Sulit untuk melihat penurunan yang signifikan dalam beberapa bulan mendatang, dengan pasar bensin kemungkinan hanya akan semakin ketat saat kita bergerak lebih dalam ke musim mengemudi," kata kepala penelitian komoditas ING Warren Patterson.

Data EIA menunjukkan bahwa permintaan nyata untuk semua produk minyak di Amerika Serikat naik menjadi 19,5 juta barel per hari (bph) sementara permintaan bensin naik menjadi 8,98 juta barel per hari, kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022