Kebijakan ini hanya akan menguntungkan para pengusaha asing serta importir perangkat pengubah BBM menjadi gas.
Semarang (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Wuryanto menilai kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah hanya akan menguntungkan pengusaha asing di sektor perminyakan.

"Kebijakan ini hanya akan menguntungkan para pengusaha asing serta importir perangkat pengubah BBM menjadi gas," kata Bambang pada sela-sela Rapat Kerja PDIP Jawa Tengah, di Semarang, Senin.

Menurut dia, dalam kebijakan tersebut jelas masyarakat, pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBBU), dan PT Pertamina yang akan dirugikan..

Ia menjelaskan, jika konsumsi premium dibatasi dan harus beralih ke pertamax, maka Pertamina harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang tentu menjual pertamax dengan harga lebih murah.

Selain itu, kata dia, berbagai kilang Pertamina memproduksi sekitar 600-650 ribu barel premium per hari.

"Kalau premium dibatasi, bagaimana nasib kilang-kilang tersebut, karena tidak bisa dikonversi untuk memproduksi pertamax," kata anggota Komisi VII DPR itu.

Ia juga menilai, kebijakan tersebut juga akan memberatkan para pemilik SPBU, karena harus menambah pompa bahan bakar jenis pertamax.

"Para pengusaha ini tentu akan keberatan jika harus berinvestasi lagi," katanya.

Menurut dia, Fraksi PDIP tegas menolak kebijakan pembatasan BBM tersebut, karena akan merugikan rakyat.

Ia menuturkan, daripada pembatasan, pemerintah lebih baik menaikkan harga premium sekitar Rp1.000 per liter.

Selain menghemat anggaran lebih besar, kata dia, kebijakan itu tidak akan berdampak terlalu besar.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012