Pembatasan pandemi baru di Shanghai menimbulkan kekhawatiran atas permintaan di China
Tokyo (ANTARA) - Harga minyak mentah turun di perdagangan Asia pada Jumat pagi, tetapi masih berada di dekat level tertinggi tiga bulan, dengan kekhawatiran atas tindakan penguncian COVID-19 baru di Shanghai melebihi permintaan yang kuat untuk bahan bakar di konsumen utama dunia Amerika Serikat.

Harga minyak berjangka Brent untuk Agustus turun 1,01 dolar AS atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 122,06 dolar AS per barel pada pukul 01.41 GMT setelah penurunan 0,4 persen pada hari sebelumnya.

Harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli turun 98 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 120,53 dolar AS per barel, setelah melemah 0,5 persen pada Kamis (9/6/2022).

Namun, dengan harga-harga reli selama dua bulan terakhir, harga Brent berada di jalur untuk kenaikan mingguan keempat berturut-turut dan WTI ditetapkan untuk kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut. Kedua harga acuan pada Rabu (8/6/2022) menandai penutupan tertinggi sejak 8 Maret, ketika mencapai penyelesaian tertinggi sejak 2008.

"Pembatasan pandemi baru di Shanghai menimbulkan kekhawatiran atas permintaan di China," kata Kepala Analis Fujitomi Securities Co Ltd, Kazuhiko Saito.

Baca juga: Harga minyak turun tipis, terimbas penguncian baru China akibat COVID

"Tetapi kerugian dibatasi oleh ekspektasi bahwa pasokan global yang ketat akan berlanjut dengan permintaan bahan bakar AS yang kuat dan lambatnya peningkatan produksi minyak mentah oleh OPEC+," katanya.

Shanghai dan Beijing kembali pada peringatan COVID-19 baru pada Kamis (9/6/2022) setelah beberapa bagian dari pusat ekonomi terbesar China memberlakukan pembatasan penguncian baru dan kota itu mengumumkan putaran pengujian massal untuk jutaan penduduk.

Impor minyak mentah China naik hampir 12 persen pada Mei dari basis rendah di tahun sebelumnya, meskipun penyuling masih berjuang melawan persediaan tinggi dengan penguncian COVID-19 dan ekonomi yang melambat membebani permintaan bahan bakar bulan lalu.

Sementara itu puncak permintaan bensin musim panas di Amerika Serikat terus mendorong harga minyak mentah. Amerika Serikat dan negara-negara lain telah terlibat dalam serangkaian pelepasan cadangan strategis, tetapi ini memiliki efek yang terbatas, karena produksi minyak mentah global meningkat sangat lambat.

Pekan lalu, OPEC+ - kelompok yang terdiri dari OPEC dan produsen termasuk Rusia - sepakat untuk mempercepat peningkatan produksi guna menjinakkan harga bahan bakar yang tidak terkendali dan memperlambat inflasi. Namun langkah tersebut akan meninggalkan grup dengan kapasitas cadangan yang sangat sedikit dan hampir tidak ada ruang untuk mengkompensasi pemadaman pasokan besar-besaran.

Baca juga: Dolar menguat jelang rilis inflasi AS, euro jatuh pasca-pertemuan ECB
Baca juga: Harga emas merosot, tertekan penguatan dolar jelang data inflasi AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022