London1 (ANTARA News) - Harga minyak naik di New York pada Selasa waktu setempat karena data ekonomi positif AS dan China serta setelah Arab Saudi mengatakan akan menjaga harga yang tinggi di sekitar 100 dolar AS per barel, kata para analis.

Tetapi minyak mentah Brent di London turun sedikit, dengan perdagangan bergejolak sesuai perkiraan pada hari pertama perdagangan untuk kontrak Maret, lapor AFP.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate atau light sweet untuk pengiriman Februari, melompat 1,72 dolar AS menjadi 100,42 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk Maret merosot 11 sen menjadi 111,24 dolar AS pada akhir transaksi London, juga karena berita bahwa serikat pekerja Nigeria telah mengakhiri pemogokan selama seminggu tentang biaya bahan bakar menyusul keputusan presiden untuk menurunkan harga bensin.

Pemogokan yang dimulai pada 9 Januari menutup negara yang paling padat penduduknya dan produsen minyak terbesar di Afrika, membawa puluhan ribu orang keluar ke jalan-jalan melakukan protes.

"Ini merupakan kisah dari dua harga minyak mentah dengan harga minyak mentah AS lebih tinggi karena lebih baik dari perkiraan ... data manufaktur AS untuk Januari, sementara harga Brent telah meluncur kembali meskipun ada kekhawatiran tentang embargo Iran," kata Michael Hewson, analis CMC Markets.

Pasar minyak juga bereaksi terhadap berita bahwa perekonomian China tumbuh sebesar 8,9 persen pada kuartal terakhir 2011, yang meski lebih lambat dari tiga bulan sebelumnya namun lebih baik dari 8,6 persen yang diperkirakan.

China adalah konsumen terbesar energi dan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Harga juga naik di New York setelah Arab Saudi mengatakan akan "menjaga harga minyak di 100 dolar AS per barel atau di atas untuk membiayai pengeluaran domestik yang semakin meningkat," menurut analis Westhouse Securities, Peter Bassett.

Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi memberikan gambaran dalam sebuah wawancara dengan CNN, Senin, di mana ia menambahkan bahwa produksi kerajaan bisa didorong naik sekitar 2,6 juta barel per hari untuk mengimbangi potensi berkurangnya ekspor Iran.

Namun Iran pada Selasa memperingatkan Arab Saudi untuk mempertimbangkan kembali janjinya untuk membuat menutup setiap kekurangan, mengatakan janji Riyadh untuk masuk ke pasar itu tidak ramah.

Amerika Serikat dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Iran yang bertujuan mengurangi tajam ekspor minyak dan pendapatan Iran dengan harapan menghentikan dugaan pengembangan senjata atomnya. (A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012