Pelacakan kontak erat perlu mencapai hingga 80 persen
Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan disiplin penerapan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan masih sangat relevan untuk dilakukan guna mencegah kenaikan kasus COVID-19.
 

“3M masih relevan dilakukan guna mencegah kenaikan kasus COVID-19,” katanya ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu.
 

Masdalina Pane menambahkan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM juga masih relevan untuk diberlakukan guna mencegah peningkatan kasus COVID-19.
 

“Kendati demikian, menurut saya tidak perlu diumumkan kecuali ada penurunan atau peningkatan level,” katanya.

Baca juga: Pakar kesehatan: Tren kenaikan kasus perlu penelusuran epidemiolog

Baca juga: Epidemiolog: Pelacakan kasus secara global turun saat hadirnya BA.2

 

Pernyataan tersebut disampaikan terkait dengan kenaikan angka kasus COVID-19 di Indonesia dalam tiga pekan terakhir. Menurutnya, kenaikan tersebut lebih disebabkan karena pemeriksaan atau “testing” yang membaik dibanding satu hingga dua pekan setelah Lebaran.
 

“Selain itu ‘positivity rate’ memang meningkat. Hal ini disebabkan karena subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang sudah masuk ke Indonesia,” katanya.
 

Sementara itu, dia juga mengatakan bahwa pemeriksaan masih perlu ditingkatkan pada suspek, kontak erat bergejala, kontak erat tidak bergejala, pada hari keenam. Pemeriksaan perlu menggunakan PCR dan bukan menggunakan RDT,” katanya.
 

Masdalina mengatakan jumlah suspek juga perlu dihitung dengan seksama sebagai salah satu dasar target pemeriksaan.
 

“Pelacakan kontak erat perlu mencapai hingga 80 persen serta dilakukan isolasi dan karantina sesuai dengan pedoman,” katanya.
 

Menurutnya, prosedur pencegahan dan pengendalian perlu dilakukan dengan menyeluruh dengan tetap menjaga kualitas dan disiplin yang tinggi.
 

Data yang dilansir dari Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan tren kasus mingguan di Indonesia kembali naik, yakni sebesar 31 persen. Data pada 22 Mei 2022, kasus positif berjumlah 1.814 kasus, namun kini naik menjadi 2.385 kasus.
 

Kasus aktif harian juga ikut mengalami peningkatan sebesar 328 kasus atau 10 persen. Dari kasus aktif harian yang terlaporkan pada 2 Juni 2022, yakni 3.105 kasus, sekarang bertambah menjadi 3.433 kasus.


Baca juga: Epidemiolog: Peningkatan antibodi tak jamin lonjakan kasus tak terjadi

Baca juga: Epidemiolog: Tingkatkan kemampuan deteksi COVID-19 meski kasus menurun

 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022