Jakarta (ANTARA News) - Co-founder Yahoo, Jerry Yang, keluar dari perusahaan Internet yang ia mulai tahun 1995, memenuhi tuntutan pemegang saham yang mengecam pelopor Internet mengejar visi pribadi yang tidak efektif dan menghambat transaksi investasi yang bisa mengubah masa depan perusahaan.

Kepergian mendadak tuan Yang persis dua minggu setelah Yahoo menunjuk Scott Thompson sebagai CEO baru, dengan mandat untuk mengembalikan portal Internet menuju kesuksesan yang pernah dinikmati pada 1990-an.

Wall Street memandang keluarnya Yang dapat memuluskan jalan untuk mendapatkan suntikan dana kas dari ekuitas swasta, atau kesepakatan untuk menjual 40 persen saham perusahaan itu di Alibaba China.

Saham Yahoo menguat 3 persen ketika beberapa jam perdagangan saham hari ini berlangsung.

"Semua orang akan berasumsi bahwa ini berarti sebuah 'kesepakatan lebih (maju)' seperti dengan rekan-rekan di Asia," kata analis Macquarie, Ben Schacter, dikutip Reuters.

"Persepsi di antara pemegang saham, Jerry lebih fokus pada usaha untuk membangun kembali Yahoo daripada harus memaksimalkan nilai jangka pendek pemegang saham."

Dalam suratnya kepada ketua dewan direksi Yahoo, Yang mengatakan bahwa ia keluar untuk mengejar "kepentingan-kepentingan lain di luar Yahoo" dan menyambut antusias terpilihnya Thompson untuk memimpin perusahaan.

Yang (43) juga mengundurkan diri dari dewan direksi Yahoo Jepang dan Alibaba Group Holdings.

Kabar lain menyebutkan bahwa keluarnya Yang dari jajaran manajemen Yahoo efektif mulai Selasa (17/1).

Yang dan co-founder David Filo, keduanya selama ini menjabat sebagai "Chief Yahoo", memiliki saham yang cukup besar di perusahaan itu. Yang mempunyai 3,69 persen saham Yahoo, sedangkan Filo memiliki 6 persen pada April dan Mei 2011.

(*)

Penerjemah: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012